Rabu 07 Oct 2020 14:48 WIB

Kiat Menyiapkan Mental Kepala SMK Menjadi CEO

SMK bukan hanya sekolah tetapi ada industri berskala mini dalam unit pendidikan.

Red: Hiru Muhammad
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (Mitras Dudi) di bawah naungan Kemendikbud menggelar Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial pada 90 kepala SMK dari berbagai provinsi di Indonesia yang berlangsung dari tanggal 1 Oktober hingga 2 Desember 2020.
Foto: istimewa
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (Mitras Dudi) di bawah naungan Kemendikbud menggelar Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial pada 90 kepala SMK dari berbagai provinsi di Indonesia yang berlangsung dari tanggal 1 Oktober hingga 2 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA--Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri (Mitras Dudi) di bawah naungan Kemendikbud menggelar Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial pada 90 kepala SMK dari berbagai provinsi di Indonesia yang berlangsung dari tanggal 1 Oktober hingga 2 Desember 2020. Selama 62 (enam puluh dua) hari peserta akan mendapatkan berbagai materi pelatihan baik secara daring maupun luring yang pelaksanaannya dilakukan oleh RIG CrossComm Binus University.

Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto , ST.,M.Sc. menyatakan pemilihan Kepala SMK berdasarkan alasan SMK bukan hanya sekolah tetapi ada industri berskala mini dalam unit pendidikan. Keberadaan industri mini ini menjadi cara paling praktis bagi para guru melatih para siswa sebelum bergabung dengan industri. 

Menurut Wikan, kegiatan ini wujud mempersiapkan sekolah yang mandiri dalam menghadapi tantangan dunia industri. Wikan menyatakan keberhasilan SMK sangat ditentukan  pemimpin sekolah atau kepala sekolah."Kepala sekolah memiliki peranan penting agar sekolah tidak tertinggal dan jadi trend setter perubahan," kata Wikan. 

Kepala sekolah perlu memiliki mental sebagai Chef Executive Officer (CEO) agar SMK tidak tertinggal dan mampu  menghasilkan lulusan yang siap mandiri yang selalu menemukan solusi dan opportunity dalam memajukan Indonesia. Sebagai manajer pada satuan pendidikan, kepala sekolah harus seperti CEO perusahaan. Kepala sekolah harus bisa mengelola sekolahnya dalam mencari dan mengembangkan peluang kerja sama dengan industri dan dunia kerja. Para guru dan instruktur harus mau berlatih dan meningkatkan kompetensinya agar terus relevan dengan kompetensi yang digunakan dan dibutuhkan oleh industri dan dunia kerja.

Materi peningkatan kemampuan manajerial dirancang sesuai kebutuhan 90 (Sembilan puluh) kepala SMK untuk dapat diaplikasikan di sekolah masing-masing. Rig CrossCom merancang materi diantaranya terdiri dari Kecepatan, keterampilan dan ketelitian yang sangat dibutuhkan kepala SMK. Pengajaran dilakukan  dosen Binus University  yang memiliki pengalaman di dunia Pendidikan dan berbagai  industri. Metode pengajaran dilakukan secara interaktif dengan mempergunakan berbagai game virtual yang memiliki manfaat dalam pembangunan karakter dan team building. 

Salah seorang peserta Pelatihan, Drs. Anak Agung Bagus Wijaya Putra, M.Pd. dari SMK 3 Denpasar menyatakan pelatihan ini menjadi bekal baginya dalam memberikan pelayanan yang lebih baik di tempat ia memgajar. "Merupakan suatu karunia bagi saya karena diberikan kesempatan mengembangkan diri  mengikuti Pelatihan CEO bersama Binus University," katanya. 

Dr.Ulani Yunus, Kepala Rig CrossCom Binus University dalam keterangan tertulisnya Rabu (7/10) optimistis kegiatan pelatihan ini mampu mencetak CEO-CEO  baru pada peserta kegiatan. Terlebih ia melihat antusiasme dan keaktifan peserta juga sangat tinggi pada kegiatan tersebut. "Kami optimis peserta akan mampu menjadi CEO di sekolah tempat ia mengabdi," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement