Sabtu 17 Oct 2020 13:53 WIB

Pemkot Usulkan Empat Desain Kawasan Integrasi Stasiun Bogor

Konsep pembangunan tidak meninggalkan warisan sejarah lama.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah calon penumpang menunggu kedatangan Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (27/7/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menambah frekuensi perjalanan KRL setiap harinya menjadi 966, dengan penambahan lintas Bogor-Angke dan Manggarai-Tambun agar penumpang dapat menjaga jarak untuk mencegah penularan COVID-19.
Foto: ANTARA /Fakhri Hermansyah
Sejumlah calon penumpang menunggu kedatangan Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (27/7/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menambah frekuensi perjalanan KRL setiap harinya menjadi 966, dengan penambahan lintas Bogor-Angke dan Manggarai-Tambun agar penumpang dapat menjaga jarak untuk mencegah penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Balai Besar Perkeretaapian Wilayah Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) melanjutkan pembahasan rencana integrasi kawasan Stasiun Bogor dengan Alun-alun Kota Bogor dan Masjid Agung, pada Kamis (15/10). 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Bogor, Hanafi mengatakan Pemkot Bogor mengusulkan empat desain alternatif terkait dengan penataan kawasan Stasiun Bogor. Empat desain tersebut, berbeda dengan desain yang dimiliki Dirjen Perkeretaapian pada 2017 silam.“Desain alternatif itu dari Kota Bogor, yang dari Perkeretaapian itu desain tahun 2017. Kan sudah berkembang, menyesuaikan kondisi saat ini,” kata Hanafi kepada Republika, Sabtu (17/10).

Hanafi menjelaskan, desain penataan kawasan Stasiun Bogor yang dibuat pada 2017 itu belum melibatkan pembangunan Taman Topi menjadi Alun-alun Kota Bogor yang rencananya akan dibangun pada 2021. Selain itu, dalam desain tersebut belum ada perbaikan Masjid Agung.

Desain tersebut kemudian diperbarui serta diberi empat alternatif. Hanafi merincikan, empat alternatif itu yakni pada opsi desain pertama adanya underpass, ke-dua tidak menggunakan underpass. Ke-tiga, tidak memakai underpass tetapi akan dilakukan re-routing. Terakhir, adanya fly over atau jembatan layang.“Nah, desain yang mereka pegang itu masih desain yang lama, sehingga kita memberikan beberapa alternaitf desain. Itu semua disamakan persepsinya nanti,” ujarnya.

Setelah itu, Hanafi melanjutkan setelahnya akan dilakukan konsolidasi intern, dan akan mengadakan MoU sebagai langkah awal penanganan kawasan terintegrasi sekitar Stasiun Bogor. “Jadi awal pertemuan ini menindaklanjuti hasil pertemuan pimpinan kita dengan Dirjen Perkeretaapian dua minggu lalu. Makanya sebagai staf kita konsolidasikan. Nanti bentuk awalnya MoU, tanda tangan semua ‘siapa berbuat apa’, nanti ada alternatif pembiayaan,” tuturnya.

Terkait pembiayaan, dalam rapat tersebut juga hadir pihak Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), KCI, PT KAI, Dishub Jawa Barat, Dirjen Perkeretaapian, Balai Besar Jawa Barat dan Balai Besar Jakarta-Banten. Jika memang nantinya jadi dibangun perlintasan tidak sebidang seperti fly over atau underpass, bentuk dan biaya mengenai hal tersebut juga harus dibahas.

Hanafi menegaskan, konsep dari pembangunan kawasan integrasi Stasiun Bogor ini tetap tidak meninggalkan heritage dan sejarah lama. Artinya, bangunan-bangunan cagar di sekitar diusahakan tidak terdampak.

Apalagi, di sekitar kawasan Stasiun Bogor masih terdapat banyak pohon yang membuat udara di sekitar masih terasa sejuk. Jika nanti ada pohon yang harus ditebang, Hanafi mengatakan hal itu harus dipertimbanhkan dengan matang.

Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian pun juga memiliki program double track atau jalur ganda lintas Bogor-Sukabumi. Hanafi mengatakan, konsep-konsep tersebut harus dimatangkan.“Jadi terintegrasi. Kita sudah bertemu, samakan persepsi. Semua lembaga yang di Dirjen Perhubungan Barat melalui Dirjen Perkeretaapian Jawa Barat dan sebagainya kita samakan itu. Supaya sama-sama bekerja dan bekerjasama,” katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement