Selasa 20 Oct 2020 09:15 WIB

Ketidakpastian Stimulus AS Tekan IHSG ke Zona Merah

Investor juga menunggu debat calon presiden AS pada Kamis.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan Selasa (20/10). Indeks saham melemah 0,11 persen atau terkoreksi 5 poin ke level 5.120,91.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan Selasa (20/10). Indeks saham melemah 0,11 persen atau terkoreksi 5 poin ke level 5.120,91.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan Selasa (20/10). Indeks saham melemah 0,11 persen atau terkoreksi 5 poin ke level 5.120,91. Pergerakan IHSG ini sejalan dengan indeks saham di Asia yang dibuka variatif dengan kecenderungan turun. 

Riset Phillip Sekuritas Indonesia menyebut, pasar saham Asia cukup mendapat pengaruh dari pergerakan indeks saham utama di Wall Street yang turun tajam semalam. "Penurunan terjadi menjelang berlangsungnya berbagai peristiwa yang dapat memicu lonjakan volatilitas pasar," tulis tim riset Phillip Sekuritas Indonesia, Selasa (20/10).

Baca Juga

Bagi indeks DJIA dan S&P 500, ini adalah penurunan keempat dalam lima hari terakhir sementara bagi NASDAQ ini adalah penurunan selama lima hari beruntun. Sentimen utama pasar saham masih bersumber dari perkembangan kesepakatan paket stimulus Amerika Serikat (AS).

Menurut riset, investor mengkhawatirkan belum tercapainya kesepakatan atas paket stimulus ekonomi AS meskipun batas waktu (deadline) yang diberikan oleh ketua DPR AS untuk meloloskan RUU tentang stimulus semakin dekat. 

Investor melihat kegagalan mencapai kesepakatan minggu ini tidak akan mengirim ekonomi AS lebih jauh ke dalam resesi. Investor melihat ini merupakan sebuah kesempatan yang terlewat untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi. 

Investor juga menantikan debat calon Presiden AS pada hari Kamis nanti untuk melihat apakah penampilan kedua calon dalam acara ini akan mengubah arah (trajektori) dari Pilpres dimana hasil jajak pendapat (polling) selama ini memperlihatkan Joe Biden memimpin dalam popularitas. 

Investor juga mengkhawatirkan lonjakan kasus baru Covid-19, terutama di Eropa. Hal ini dapat memicu pemberlakukan kembali kebijakan Lockdown yang ketat. Di AS, jumlah kasus baru naik 13 persen minggu lalu menjadi lebih dari 393 ribu atau mendekati level puncak yang terjadi pertengahan tahun ini. 

Lebih lanjut, investor memfokuskan diri menghadapi banjir rilis laporan keuangan dari sekitar 91 emiten dalam indeks S&P 500 minggu ini, temasuk dari Tesla dan Netflix. Dari sisi makroekonomi, hari ini investor di Asia menantikan pengumuman suku bunga pinjaman bertenor 1 tahun dan 5 tahun untuk korporasi atau nasabah besar (Loan Prime Rate atau LPR) di China.

Dengan berbagai sentimen global ini, tim riset Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak melemah terbatas pada hari ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement