Selasa 20 Oct 2020 20:50 WIB

Adaro Berharap Permintaan Batubara dari China Meningkat

Pada 2019, ekspor Adaro ke China mencapai 10 persen dari total produksi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas bongkar muat batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Aktivitas bongkar muat batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy, Tbk berharap salah satu cara untuk mendongkrak penjualan dari produksi batubara dalam negeri bisa melalui peningkatan permintaan batubara dari China. Harapan ini juga sejalan dengan pertemuan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dengan pemerintah China pekan lalu.

Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir menjelaskan Adaro mengapresiasi langkah pemerintah untuk bisa berkordinasi dengan pemerintah China untuk bisa meningkatkan impor batubara dari Indonesia. Hal ini harapannya juga bisa mengatrol penjualan batubara dalam negeri.

Baca Juga

"Mengingat hubungan politik antara China ke indonesia kan lebih bagus ya dibandingkan negara lain. Saya juga apresiasi sama pak Jokowi dan pak Luhut. Kita menjemput bola bagaimana nanti dalam kondisi ini bisa ditingkatkan ekspor kita ke China. Dengan kita bisa meningkatkan ekspor ke China kita bisa nambah devisa juga. Supaya ekonomi di tanah air juga tergerak," ujar Garibaldi dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/10).

Chief Financial Officer Adaro Energy, Lie Luckman menjelaskan pada tahun 2019 ekspor Adaro ke China mencapai 10 persen dari total produksi. Perhitungannya, pada 2020 ini juga angka ini tidak berbeda jauh. Dengan adanya lobi pemerintah ke pemerintah China harapannya di kuartal empat tahun ini ekspor juga bisa meningkat, khususnya ke China.

"2020, komposisi gak banyak bergerak. Terakhir dengan adanya band dari china atas Australi, kita harapkan di Q4 adanya peningkatan permintaan terhadap Indonesia. Ini yang kita coba dan kita harapkan ada peningkatan," ujar Lukman.

Pemerintah Indonesia melobi pemerintah China agar meningkatkan perdangaan sektor batu bara. Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Investasi, memimpin langsung pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Yunnan, China, Jumat (9/10) pekan lalu.

Luhut meminta China meningkatkan impor dari Indonesia khususnya  kelapa sawit, batu bara, buah-buahan tropis dan sarang burung walet serta mendorong Bea Cukai China memfasilitasi protokol untuk nanas dan salak serta izin ekspor sarang burung walet untuk eksportir Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut menteri Wang Yi memberikan lampu hijau terhadap  hal-hal yang disampaikan oleh Menteri Luhut, serta akan meminta Kementerian terkait di China untuk menyelesaikan secara teknis isu-isu mengenai perdagangan (impor), dumping, dan investasi.

China memang menjadi tujuan utama ekspor batu bara Indonesia selama ini. Berdasarkan catatan Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) hampir 25 persen porsi ekspor batu bara ditujukan ke negeri Tirai Bambu setiap tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement