Rabu 21 Oct 2020 17:29 WIB

Muslim Belgia Mengutuk Pembunuhan Guru Prancis

Semua Muslim didesak melawan mereka yang menyalahgunakan Islam.

Red: Ani Nursalikah
Muslim Belgia Mengutuk Pembunuhan Guru Prancis. Orang-orang berkumpul untuk pawai berjaga, dijuluki Marche Blanche (White March) untuk memberi penghormatan kepada guru Samuel Paty yang dibunuh di Conflans Saint-Honorine, dekat Paris, Prancis, 20 Oktober 2020. Guru sekolah Prancis Samuel Paty di 16 Oktober dipenggal di Paris, Prancis, oleh penyerang berusia 18 tahun bernama Abdoulakh Anzorov yang ditembak mati oleh polisi. Paty adalah seorang guru sejarah yang baru-baru ini menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.
Foto: EPA-EFE/JULIEN DE ROSA
Muslim Belgia Mengutuk Pembunuhan Guru Prancis. Orang-orang berkumpul untuk pawai berjaga, dijuluki Marche Blanche (White March) untuk memberi penghormatan kepada guru Samuel Paty yang dibunuh di Conflans Saint-Honorine, dekat Paris, Prancis, 20 Oktober 2020. Guru sekolah Prancis Samuel Paty di 16 Oktober dipenggal di Paris, Prancis, oleh penyerang berusia 18 tahun bernama Abdoulakh Anzorov yang ditembak mati oleh polisi. Paty adalah seorang guru sejarah yang baru-baru ini menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Eksekutif Muslim di Belgia (EMB) mengutuk keras pembunuhan Samuel Paty, seorang guru sejarah dan geografi yang dibunuh di Prancis, Jumat lalu.

Paty dipenggal di komune Conflans-Sainte-Honorine di wilayah Paris oleh seorang remaja berusia 18 tahun, setelah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.

Baca Juga

Dilansir di The Brussels Times, Selasa (20/10), dalam sebuah pernyataan, Eksekutif Muslim mengatakan sangat ngeri dengan kejahatan itu. Mereka mendesak semua Muslim melawan mereka yang menyalahgunakan Islam dan menyebarkan ide-ide ekstremis dan radikal. 

Badan perwakilan agama Muslim di Belgia juga ingin menyampaikan dukungan terdalamnya kepada dunia pengajaran dan untuk menegaskan kembali keterikatannya pada nilai-nilai universal seperti kebebasan berekspresi.

Imam Masjid Drancy di pinggiran Paris, Hassen Chalghoumi memperingatkan terhadap ekstremis dan meminta orang tua tidak memupuk kebencian terhadap Prancis. Chalghoumi ditemani para pemimpin Muslim lain, meletakkan bunga di luar sekolah pinggiran kota Conflans-Sainte-Honorine.

“(Guru itu) adalah seorang martir untuk kebebasan berekspresi dan orang bijak yang telah mengajarkan toleransi, peradaban, dan rasa hormat kepada orang lain,” kata Chalghoumi yang juga sebagai ketua Konferensi Imam Prancis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement