Rabu 21 Oct 2020 21:45 WIB

DKP Jabar Revitalisasi Tambak Agar Produktif

Dinas Kelautan Perikanan Jabar hidupkan kembali tambak agar kian produktif

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petambak memberi pakan udang vanamei di lahan tambak (ilustrasi). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi di masa Pandemi Covid-19. Salah satunya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar. Menurut Sekretaris DKP Jabar Dede Suhendar, pihaknya sedang berupaya menghidupkan kembali atau merevitalisasi sejumlah tambak agar kian produktif. Saat ini sudah dilakukan di wilayah Pantai Utara (Pantura).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Petambak memberi pakan udang vanamei di lahan tambak (ilustrasi). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi di masa Pandemi Covid-19. Salah satunya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar. Menurut Sekretaris DKP Jabar Dede Suhendar, pihaknya sedang berupaya menghidupkan kembali atau merevitalisasi sejumlah tambak agar kian produktif. Saat ini sudah dilakukan di wilayah Pantai Utara (Pantura).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi di masa Pandemi Covid-19. Salah satunya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar. 

Menurut Sekretaris DKP Jabar Dede Suhendar, pihaknya sedang berupaya menghidupkan kembali atau merevitalisasi sejumlah tambak agar kian produktif. Saat ini sudah dilakukan di wilayah Pantai Utara (Pantura).

"Kemarin kita baru bertemu dengan komunitas, kita ingin menggarap tambak tambak yang idle itu dengan mereposisi komoditi berdasarkan zonasi," ujar Dede kepada wartawan, Rabu (21/10).

Dede mengatakan, upaya ini dilakukan dengan mengganti komoditi pada setiap tambak yang tidak terpakai tersebut. Misalnya saja, yang semula diisi udang diubah menjadi ikan nila. 

Menurutnya, diperlukan peningkatan dukungan sarana dan prasarana kepada pelaku usaha kelautan dan perikanan. Sehingga memicu pertumbuhan dan pengembangan usaha perikanan di Jabar. 

"Artinya kalau tambak itu daripada mangkrak atau idle nanti ditanami dengan komoditas yang sesuai," katanya.

Dede menjelaskan, DKP Jabar sendiri masuk ke dalam Divisi Ketahanan Pangan dan Pertanian pada Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar. Upaya restocking pun dilakukan untuk membah pasokan ikan di beberapa daerah.

Upaya ini, kata dia, telah dilakukan dengan pemerintah pusat di kawasan Cidaun, Kabupaten Cianjur untuk komoditi ikan bandeng."Dengan melakukan restocking di perairan umum kita harapkan penyediaan sumber protein hewani yang mudah dan murah bagi masyarakat," katanya.

Dede mengaku, saat ini pangsa pasar ikan mulai kembali bergeliat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan triwulan kedua tahun 2020, yakni periode April-Juni di mana Pandemi Covid-29 mulai terjadi. 

Saat itu, kata Dede, pangsa pasar ikan di Jawa Barat sempat meredup seiring tertutupnya peluang ekspor ke sejumlah negara. Berdasarkan data BPS nilai tukar usaha pertanian sektor perikanan pada September sebesar 103,83 meningkat 0,06 persen dari bulan Agustus dengan angka 102,77.  

"Angka tersebut menunjukan usaha perikanan surplus dan diharapkan menjadi salah satu sektor yang berkontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi," katanya. 

DKP Jawa Barat pun, kata dia, terus mematangkan pendekatan e-commerce lewat Program Gudang Ikan Juara. Hal ini dilakukan guna menekan ketergantungan nelayan kepada tengkulak.

Berdasarkan survei yang diambil dari sejumlah sampel dari industri pengolahan ikan, saat ini  sudah banyak yang mulai memaksimalkan digitalisasi untuk meningkatkan potensi penjualan ikan tersebut. 

"Tidak secara keseluruhan, namun sekarang sudah banyak yang memanfaatkan e-commerce itu. Baik itu di media sosial maupun media elektronik lainnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement