Jumat 30 Oct 2020 06:11 WIB

Pasarkan Bus Listrik, Inka Bidik Operator Bus

Tahap awal bus listrik yang dibuat sesuai dengan jumlah pesanan

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Petugas melakukan pengujian prototipe bus listrik medium buatan PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Senin (19/10/2020). Pengujian performa bus listrik yang diproduksi PT INKA bekerjasama dengan Tron-E Taiwan dan Piala Mas Malang tersebut dilakukan sebelum diproduksi secara massal.
Foto: Antara/Siswowidodo
Petugas melakukan pengujian prototipe bus listrik medium buatan PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Senin (19/10/2020). Pengujian performa bus listrik yang diproduksi PT INKA bekerjasama dengan Tron-E Taiwan dan Piala Mas Malang tersebut dilakukan sebelum diproduksi secara massal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Industri Kereta Api (Inka) saat ini siap memasarkan bus listrik buatan anak negeri yang bernama E-INOBUS. Direktur Utama Inka Budi Noviantoro mengatakan untuk memasarkan bus listrik, Inka menargetkan sejumlah operator bus di Indonesia. "Target Inka akan memasarkan ke Transjakarta, Damri, PPD, dan operator bus lainnya," kata Budi, Kamis (29/10). 

Dia menjelaskan, untuk tahap awal nantinya Inka akan memproduksi jumlah atau unit bus listrik berdasarkan pemesanan terlebih dahulu. Jika sudah lancar, kata Budi, Inka akn memproduksi bus listrik sesuai target tahunan. 

Budi menuturkan saat ini, Inka masih melakukan sejumlah proses penyelesaian dalam memproduksi bus listrik tersebut. "Inka masih fokus uji coba dulu dan sertifikasi," tutur Budi. 

Dia memastikan, pada pekan lalu, Inka sudah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Perusahaan Daerah di Bali. Penandatanganan tersebut dilakukan untuk pengoperasian trem batery, bus listrik, batery, dan cable car dalam menghubungkan tempat tempat wisata. 

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Inka, Agung Sedaju memastikan, E-INOBUS sudah mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor dari Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB). Inka juga sedang melakukan uji jalan untuk ketahanan terhadap E-INOBUS yang penting dilakukan sebelum bus listrik tersebut diproduksi secara massal.

Agung menjelaskan, bus listrik tersebut sudah dipesan oleh pemerintah Kongo. Pesanan tersebut merupakan bagian dari kontrak proyek yang telah ditandatangani INKA dengan Kongo untuk pengerjaan transportasi kereta dan listrik."Saat ini yang sudah pesan dari Kongo ada 360 unit. Mereka sangat tertarik dengan bus listrik ini saat berkunjung ke INKA beberapa waktu lalu. Selain itu Perusahaan Daerah Pemprov Bali juga sudah kontrak," kata Agung. 

E-INOBUS merupakan kerja sama Inka dengan perusahaan Taiwan Tron-E dan perusahaan karoseri lokal asal Malang, Jawa Timur yakni Piala Mas. Secara spesifikasi, E-INOBUS memiliki panjang 8,1 meter dan lebar sekitar dua meter dengan kapasitas 16 penumpang. Untuk pengisian daya, diperlukan waktu selama tiga sampai empat jam dengan jarak tempuh sekali charging atau pengisian daya mencapai 200 kilometer.

Agung memastikan, tingkat kebisingan pada bus listrik tersebut jauh lebih baik, yakni rata-rata sebesar 71 dB. Sedangkan bus tenaga diesel rata-rata kebisingannya sebesar 85 dB."Selain ramah lingkungan, biaya perawatan dan bahan bakar dari bus listrik ini juga lebih murah," ujar Agung. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement