Senin 02 Nov 2020 20:04 WIB

Pesepeda Diajak Promosikan Pariwisata di Yogyakarta

Para goweser diajak berolahraga sambil berfoto di objek wisata.

Red: Fernan Rahadi
Pemilik Desles Shoes, Haryamto (memegang kaus) saat konferensi pers 'Desle Virtual Ride: City Explore' di Hotel Alana, Sleman, DIY, Senin (2/11).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Pemilik Desles Shoes, Haryamto (memegang kaus) saat konferensi pers 'Desle Virtual Ride: City Explore' di Hotel Alana, Sleman, DIY, Senin (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Olahraga bersepeda sangat populer di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ajang bersepeda atau yang biasa disebut gowes menjadi alternatif kegiatan di luar ruangan.

Selain menyehatkan, kegiatan bersepeda juga berpotensi membantu promo pariwisata maupun usaha kecil masyarakat. Oleh karena itu, Desle Shoes akan menggelar 'Desle Virtual Ride: City Explore'. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membangkitkan perekonomian di bidang pariwisata.

Dalam event yang akan digelar 12 Oktober sampai 30 Desember 2020 ini nantinya para pesepeda ditantang mempromosikan objek wisata terdekat di DIY. Caranya, para goweser diajak berolahraga sambil berfoto di objek wisata atau tempat makan menarik di DIY.

"Ajang ini kami gelar mengingat selama pandemi kegiatan berolahraga di masyarakat meningkat, sedangkan perekonomian khususnya pariwisata mengalami kelesuan. Kita ingin mempertemukan keduanya dalam satu event positif," kata pemilik Desles Shoes, Haryamto, di Hotel Alana, Sleman, DIY, Senin (2/11).

Tak dibatasi oleh lokasi dan waktu, peserta yang sudah mendaftar wajib mengunggah foto mereka berlatar belakang lokasi wisata atau jajanan. Lima kategori pemenang akan ditetapkan, seperti untuk foto atau video terbaik dan like terbanyak, dan diumumkan pada 31 Januari 2021.

Haryamto mengatakan ajang ini terinspirasi dari meningkatnya penjualan sepatu khusus olahraga dan sepatu berdesain warna-warni untuk bergaya selama pandemi. Apalagi pandemi Covid-19 mengakibatkan penjualan sepatu sekolah turun.

"Sampai September 2019 lalu, kami sudah memproduksi sepatu sekolah untuk musim 2020. Namun sejak Maret, masuknya Covid-19 ke Indonesia, produk tidak terserap pasar dan tersimpan di tiga gudang," katanya.

Selama pandemi delapan bulan ini, Haryamto mengatakan omzet bulanannya turun hingga 70 persen. Padahal sebelumnya 500 ribu pasang sepatu seharga Rp 200 ribu-Rp300 ribu terjual.

Hingga hari ini, tercatat 500 peserta mendaftar ajang ini baik secara daring maupun langsung lewat agen penjualan. Sampai akhir tahun, 10 ribu peserta ditargetkan ikut ajang ini yang akan membagikan ribuan gambar dan video terbaik demi meningkatkan kunjungan ke objek wisata.

Ajang ini disambut baik destinasi wisata seperti Geblek Pari di Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo. Menurut pengelola tempat itu, Merici Putri, ajang ini akan menghidupkan perekonomian pariwisata melalui sistem promosi jaringan.

"Promosi lewat unggahan foto dari pengunjung adalah salah satu penyumbang terbesar pengunjung di Geblek Pari. Dengan lokasi terpencil, kami menawarkan berbagai pemandangan dan titik foto yang menarik," ujarnya. Putri berharap objek wisata lain memperoleh dampak yang sama melalui ajang bersepeda ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement