Selasa 10 Nov 2020 15:46 WIB

Alquran Ungkap Rahasia Laut Meski Turun di Area Padang Pasir

Alquran menyebutkan fakta saintifik dari rahasia laut

Rep: Syalaby Ichsan/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran menyebutkan fakta saintifik dari rahasia laut Ilustrasi laut
Foto: Antara/Okky Lukmansyah
Alquran menyebutkan fakta saintifik dari rahasia laut Ilustrasi laut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Meski ditemukan pertama kali di kalangan bangsa Quraisy yang tidak mengenal dunia kemaritiman, 

Alquran membahas masalah laut dalam berbagai sighat (bentuk). Syekh Abdul Aziz az-Zuhairi menulis, sighat bahar (bentuk tunggal) disebut sebanyak 29 kali, sighat bahrani (dua laut) sebanyak satu kali, sighat bahrain (dua laut) sebanyak empat kali, sighat bihar (jamak) sebanyak dua kali. Sementara itu, kata al-fulk (perahu) disebutkan sebanyak 23 kali.

Baca Juga

Salah satu ayat Alquran yang membahas tentang laut ada pada surat an-Nur ayat 40: 

أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ۚ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا ۗ وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ

"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun."

Ayat tersebut memang ditempatkan dalam konteks sebagai analogi terhadap orang kafir seperti tertera dalam ayat sebelumnya. Selain mengqiyaskan orang-orang kafir berada di kegelapan, Allah SWT pun sebelumnya menyematkan kondisi fatamorgana yang ada di dalam orang-orang kafir pada ayat 39. Meski demikian, tiap ayat Alquran punya rahasia, termasuk dalam ayat tentang kegelapan lautan di atas.

Apa yang dikatakan Alquran tentang kegelapan yang bertindih-tindih di dalam lautan seolah mengulangi apa yang dibuktikan dunia sains saat ini. Mengutip buku Oceans karangan Danny Elder dan John Pernetta, kegelapan lautan dan samudra dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Di kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Sedangkan di bawah ke dalaman seribu meter, tidak terdapat cahaya sama sekali.

Penjelasan tentang dunia bawah laut pun bisa menegaskan kembali betapa benar firman Allah tentang gulita yang bertindih-tindih. Pengukuran dengan teknologi saat ini berhasil mengungkapkan bahwa antara tiga hingga 30 persen sinar matahari dipantulkan permukaan laut.

Jadi, hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap satu demi satu ketika menembus permu kaan lautan hingga kedalaman 200 meter kecuali sinar biru. Di bawah kedalaman seribu meter, tidak dijumpai sinar apa pun.

Tidak hanya itu, mengutip buku Oceanography, a View of the Earth, ketika masih ada ombak lain di atas ombak. Apa yang disebutkan itu ternyata juga dibuktikan secara ilmiah oleh penelitian modern saat ini. 

Para ilmuwan menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan yang terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut dengan kerapatan atau masa jenis berbeda.

Gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan sa mudra. Pada kedalaman ini, air laut punya massa jenis lebih tinggi dibandingkan lapisan air di atasnya. Ajaibnya, gelombang internal ini punya sifat gelombang permu kaan. 

Dia bisa pecah seperti ombak. Meski tidak bisa dilihat dengan mata manusia, keberadaannya dapat dikenali lewat suhu atau perubahan kadar garam di tempattempat tertentu.

Kemukjizatan Alquran memang tak bisa diragukan. Apa yang dikatakan pada 15 abad yang lalu ternyata terbukti oleh sains modern abad 20. Jika saja para awak the Challenger mengetahui apa yang di tuang kan dalam surah an-Nur ayat 40, mung kin saja separuh pertanyaan mereka akan terjawab.

Meski demikian, kita tidak bisa memungkiri bahwa dunia Barat yang tidak mengenal Alquran justru amat giat menggali ayat-ayat kauniyah yang bertebaran di alam semesta. Beragam penelitian justru membuka tabir-tabir kebenaran yang sudah tertera pada ayat-ayat suci. Padahal, Allah SWT memberi perintah pertama kali kepada kita untuk membaca. Dengan nama Tuhan yang menciptakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement