Rabu 11 Nov 2020 10:56 WIB

Kemenparekraf Sosialisasikan CHSE ke Ekspatriat India

Acara ini hasil kerjasaman Kemenparekraf dan komunitas Indoindians.

Red: Hiru Muhammad
Petugas hotel mengenakan alat pelindung wajah (Face shield) dan masker menyemprotkan cairan disinfektan saat membersihkan pintu masuk Hotel Oasis, di Banda Aceh, Aceh, Rabu (15/7/2020). Untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi COVID-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meminta pengusaha hotel dan restoran menerapkan protokol kesehatan sesuai standar Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).
Foto: ANTARA/AMPELSA
Petugas hotel mengenakan alat pelindung wajah (Face shield) dan masker menyemprotkan cairan disinfektan saat membersihkan pintu masuk Hotel Oasis, di Banda Aceh, Aceh, Rabu (15/7/2020). Untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi COVID-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meminta pengusaha hotel dan restoran menerapkan protokol kesehatan sesuai standar Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkenalkan penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) kepada ekspatriat India yang ada di Indonesia.

“Sosialisasi ini dalam bentuk kegiatan perjalanan wisata pengenalan atau familiarization trip atau famtrip ke Bali dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT),” kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/11).

Ia mengatakan acara yang berlangsung pada 4 hingga 9 November 2020 tersebut dilaksanakan atas kerja sama Kemenparekraf/Baparekraf dengan komunitas Indoindians. Komunitas tersebut didirikan pada 2000 untuk menghubungkan dan mendukung para diaspora India di Indonesia.

Melalui lamannya, www.indoindians.com, komunitas ini bertindak sebagai jembatan informasi daring bagi para diaspora India di Indonesia dan warga India yang tertarik dengan kebudayaan dan pariwisata Indonesia.

Nia juga mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk mempublikasikan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE di destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia ke pasar internasional.

“Famtrip ini memang bertujuan untuk memberikan gambaran kesiapan destinasi di Indonesia kepada masyarakat India. Melalui pengalaman kegiatan yang dibagikan di sosial media para peserta dari komunitas Indondians, mereka akan tahu bahwa Indonesia telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat sehingga aman untuk bepergian ke wilayah Indonesia,” katanya.

Kegiatan ini diikuti oleh ekspatriat India yang ada di Indonesia dengan berbagai latar belakang profesi seperti jurnalis, fotografer, pengusaha, dan influencer. Mereka diajak untuk mengunjungi destinasi wisata yang ada di Bali dan Labuan Bajo.

Berbeda dengan Famtrip yang dilaksanakan sebelum adanya pandemi, kali ini peserta diwajibkan untuk melakukan rapid test H-1 keberangkatan dan swab test langsung setibanya di Jakarta.

Selain itu, protokol kesehatan juga telah diterapkan di setiap destinasi wisata, hotel, dan restoran yang didatangi peserta.

Kegiatan para peserta di Bali dan Labuan Bajo pun beraneka ragam. Di Bali, peserta diajak menikmati pengalaman mengendarai ATV, mengikuti kelas yoga dengan Master Ketut Arsana, rafting di sungai Ayung dan menikmati spa di Karsa Spa.

Sementara di Labuan Bajo, peserta diajak berlayar ke Taman Nasional Komodo sekaligus live on board dengan Sea Safari Cruise VII, trekking di Loh Liang dan Pulau Padar, serta snorkeling di Pink Beach.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional II Kemenparekraf/Baparekraf, Raden Sigit Witjaksono, menjelaskan bahwa usai pelaksanaan famtrip ini para peserta diwajibkan mengunggah konten mengenai pengalaman mereka melalui media sosial masing-masing dengan menggunakan hashtag #InDOnesiaCARE, #WonderfulIndonesia dan #FromIndonesiaWithLove.

“Selain itu, peserta juga diminta menulis feature atau artikel terkait kegiatan ini dan akan dipublikasikan ke media yang ada di India. Dengan demikian, informasi mengenai penerapan protokol CHSE di Indonesia dapat tersebar lebih luas,” kata Sigit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement