Rabu 11 Nov 2020 22:53 WIB

Pengidap Masalah Kesehatan Mental Kurang Religius?

Masyarakat sering mengaitkan kesehatan mental seseorang dengan religiusitasnya.

Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi kesehatan mental. Religiusitas merupakan hal penting yang harus dimiliki. Akan tetapi, untuk penyembuhan pasien dengan gangguan mental diperlukan seorang ahli untuk membantu dalam konseling dan terapi.
Foto: Pixabay
Ilustrasi kesehatan mental. Religiusitas merupakan hal penting yang harus dimiliki. Akan tetapi, untuk penyembuhan pasien dengan gangguan mental diperlukan seorang ahli untuk membantu dalam konseling dan terapi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog klinis Rena Masri SPsi MPsi mengatakan, banyak masyarakat yang sering salah kaprah mengenai masalah kesehatan mental. Bahkan, banyak yang mengaitkannya dengan religiusitas.

Kurangnya sifat religius seseorang, menurut Rena, sering disangkutpautkan dengan masalah kesehatan mental. Alhasil, penderita kurang mendapat penanganan yang maksimal. Padahal, penyakit gangguan mental tidak serta-merta muncul akibat seseorang jauh dari agama.

Baca Juga

"Religiusitas memang betul memengaruhi perasaan nyaman, perasaan tenang tapi penyebabnya bukan hanya itu, tapi ada tekanan-tekanan tertentu di mana tekanannya itu lebih berat dibandingkan kapasitas kita untuk menghadapi tekanan itu sehingga akhirnya muncul stres, depresi, dan lainnya," kata Rena dalam "HaloTalks: Pendekatan Kesehatan Holistik untuk Indonesia Sehat", Rabu.

photo
Cara meningkatkan kesehatan mental (ilustrasi) - (republika)

Rena mengatakan, religiusitas merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seseorang. Akan tetapi, untuk penyembuhan pasien dengan gangguan mental diperlukan seorang ahli untuk membantu dalam konseling dan terapi.

Selain itu, salah kaprah yang sering terjadi pada masalah kesehatan mental adalah masyarakat mendiagnosis sendiri ciri-ciri khusus dari penyakit tersebut tanpa meminta bantuan dari psikolog.

"Kita suka baca-baca sendiri ciri-ciri depresi, OCD (obsessive compulsive disorder), sebenernya ciri-ciri tersebut penting untuk kita melakukan evaluasi diri, observasi diri. Kalau diagnosis harus ke ahli," ujar Rena.

Pemeriksaan psikologis harus dilakukan oleh pakarnya. Andaikan memang mengalami depresi, masyarakat sebaiknya berkonsultasi ke psikolog atau psikiater supaya upaya pemulihannya tepat.

Orang dengan gangguan mental juga bisa produktif seperti masyarakat pada umumnya, hanya saja harus dicari yang sesuai dengan masalah kejiwaannya. Rena mengatakan, penting bagi penderita gangguan mental untuk bisa bersosialisasi dengan orang lain.

"Justru mereka yang mengalami gangguan mental harus ada upaya juga untuk bisa produktif, kita carikan yang sesuai dengan keluhannya sehingga tidak menambah tekanan yang terlalu berat. Sosialisasi tetap dapat, sehingga pada akhirnya dengan tetap bekerja, tetap produktif akan membantu orang tersebut untuk bisa pulih," kata Rena.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement