Jumat 20 Nov 2020 16:29 WIB

Pers Inggris Keluarkan Pedoman Menulis Berita Soal Muslim

Jurnalis Inggris didorong tidak menampilkan stereotip mengenai Muslim.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Pers Inggris Keluarkan Pedoman Menulis Berita Soal Muslim. Ilustrasi Muslim Inggris.
Foto: Derby Share Live
Pers Inggris Keluarkan Pedoman Menulis Berita Soal Muslim. Ilustrasi Muslim Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Regulator pers Inggris mengeluarkan pedoman Organisasi Standar Pers Independen (IPSO) menyusul sejumlah pembahasan kasus kontroversial di media mainstream Inggris yang sangat ditentang komunitas Muslim. Seperti dilansir 5 Pillars, Jumat (20/11), IPSO menekankan perlunya menegakkan kebebasan berbicara dengan memperhatikan sejumlah hal.

Pedoman IPSO mendorong jurnalis tidak mempublikasikan informasi yang tak akurat, menyesatkan dan menyimpang atau mendiskriminasi seseorang. Selain itu, mendorong jurnalis memperoleh pernyataan dengan beragam suara komunitas, dan berhati-hati agar tidak menampilkan stereotip dalam liputan faktual.

Baca Juga

IPSO juga mendorong agar jurnalis berhati-hati tidak mempublikasikan gambar yang tidak akurat, menyesatkan, atau terdistorsi. Selain itu, mempertimbangkan fakta seseorang Muslim relevan dengan artikel tersebut. 

IPSO menjelaskan mengapa mereka tidak mendukung pengaduan jurnalis Channel 4 News Fatima Manji atas sebuah artikel di The Sun yang mempertanyakan mengapa seorang hijabi menyajikan Channel 4 News pada malam serangan yang terjadi di Nice. IPSO mengatakan kolumnis The Sun, Kelvin McKenzie berhak mengungkapkan pandangannya, meskipun banyak orang menganggapnya menyinggung.

Di lain sisi, IPSO juga menguatkan apa yang menjadi keluhan Muslim pada artikel yang tidak akurat seperti yang terjadi pada The Sun. The Sun dalam artikelnya mengatakan hampir satu dari lima Muslim Inggris bersimpati kepada mereka yang pergi berperang untuk ISIS.

“Ada sedikit atau tidak ada pengawasan terhadap pedoman IPSO baru-baru ini tetapi ini adalah kesalahan karena organisasi ini mengatur pers massa Inggris yang dituduh menargetkan Muslim. Dan pedoman yang timpang ini secara efektif memberi pers lampu hijau untuk terus melakukannya.

IPSO dibiayai oleh surat-surat ini jadi tidak mengherankan jika mereka telah melakukan ini. Muslim diserang oleh pers di negara ini dan kami tidak mendapatkan perlindungan dengan alasan menegakkan kebebasan berbicara," kata editor 5 Pillars Roshan Muhammed Salih.

Pendiri Faith Matters dan Tell Mama, Fiyaz Mughal menyambut baik penerbitan pedoman IPSO. Menurutnya hal tersebut menjadi seimbang setelah melalui banyak pertimbangan.

“Saya sangat yakin keyakinan atau ideologi apa pun harus terbuka untuk dikritik dan pendapat penulis dalam publikasi harus dilindungi. Ini berarti opini negatif atau merendahkan tentang agama harus dilindungi untuk publikasi, betapa pun pandangan tersebut tidak disetujui. Namun, mengenai masalah fakta yang tidak ada hubungannya dengan Muslim dan Islam dan yang dijalin menjadi cerita dan dugaan yang memfitnah seluruh komunitas sehingga mempromosikan pandangan diskriminatif tentang mereka, dokumen ini menjelaskan ada pedoman penting yang harus diikuti," katanya.

Pemimpin Redaksi Daily dan Sunday Express, Dan Gary Jones mengatakan, dengan banyaknya berita palsu, maka keakuratan tidak diragukan lagi menjadi kunci untuk menjaga integritas, reputasi dan masa depan pers arus utama. 

"Nasihat sukarela yang telah banyak diperdebatkan ini bukanlah tentang penyensoran atau kontrol, tetapi memberikan informasi yang berguna dalam hal akurasi dan menghindari bahasa prasangka. Pers yang bebas berhak untuk menantang, menyinggung, dan mengejutkan. Itu adalah hak yang tidak dapat dicabut dalam demokrasi. Padahal dengan kebebasan itu muncul tanggung jawab. Dalam kehidupan saya, pelaporan tentang ras, warna kulit, agama, orientasi seksual, dan kecacatan telah berubah secara dramatis, positif, dan demi kemajuan masyarakat. Panduan ini menjelaskan standar. Saya, misalnya, merasa nyaman untuk menetapkan standar tersebut," katanya.

https://5pillarsuk.com/2020/11/16/press-regulator-editors-are-free-to-publish-what-they-want-on-muslims-within-limits/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement