Sabtu 21 Nov 2020 10:29 WIB

Siloam Hadirkan Tes Molekuler Terbaru untuk Covid, Apa Itu?

Proses preanalitik yang diperlukan jauh lebih sederhana dan hanya perlu 13 menit.

Rep: Adysha Citra R/ Red: Friska Yolandha
Siloam Hospitals menghadirkan layanan tes molekuler terbaru untuk mendeteksi Covid-19, yaitu tes molekuler isotermal. Tes molekuler isotermal merupakan metode deteksi Covid-19 terbaru dengan performa tinggi.
Foto: Prayogi/Republika
Siloam Hospitals menghadirkan layanan tes molekuler terbaru untuk mendeteksi Covid-19, yaitu tes molekuler isotermal. Tes molekuler isotermal merupakan metode deteksi Covid-19 terbaru dengan performa tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siloam Hospitals menghadirkan layanan tes molekuler terbaru untuk mendeteksi Covid-19, yaitu tes molekuler isotermal. Tes molekuler isotermal merupakan metode deteksi Covid-19 terbaru dengan performa tinggi.

Secara umum, ada beberapa jenis modalitas yang dapat digunakan untuk tes Covid-19. Ragam tersebut antara lain tes antibodi seperti tes rapid dan tes serologi, tes antigen, dan tes molekuler.

Baca Juga

Tes molekuler bekerja dengan cara mendeteksi bagian dalam atau materi genetik dari virus. Dengan begitu, hasil dari pemeriksaan tes molekuler akan lebih tepat untuk menentukan apakah individu terinfeksi virus atau tidak.

Ada dua jenis tes molekuler yang saat ini bisa digunakan untuk pengetesan Covid-19. Kedua jenis tersebut adalah RT-PCR dan tes molekuler isotermal.

Meski sama-sama merupakan tes molekuler, RT-PCR dan tes molekuler isotermal memiliki sedikit perbedaan. Perbedaan mendasar dari kedua jenis tes molekuler ini terletak pada teknologinya.

"Perbedaan utama antara RT-PCR dan tes molekuler isotermal adalah teknologi yang digunakan untuk amplifikasi virus," jelas Wakil Presiden Direktur Siloam Hospitals Group Caroline Riady, dalam konferensi pers daring Siloam Hospitals Group.

Pada tes RT-PCR, Caroline mengatakan ada proses preanalitik yang cukup panjang. Tahap pertama adalah melakukan swab lalu memasukkan sampel swab ke dalam tabung untuk dibawa ke laboratorium.

Di laboratorium, sampel swab akan melalui proses deaktivasi virus. Setelah itu, akan dilakukan proses ekstraksi. Caroline mengatakan proses ekstraksi ini seperti "memanen" virus.

"Itu sebabnya proses tes RT-PCR harus dilakukan di laboratorium dengan Biosafety Level-2 (BSL-2)," tambah Caroline.

Setelah proses tersebut dilalui, baru sampel dimasukkan ke dalam mesin PCR. Caroline mengatakan proses ini membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam, bergantung pada mesin yang digunakan. Hasil pemeriksaan bisa didapatkan dalam waktu 1-3 hari, tergantung alat yang digunakan, sampel, hingga efisiensi.

Pada tes molekuler isotermal, proses preanalitik yang diperlukan jauh lebih sederhana. Sama seperti RT-PCR, tahap pertama yang perlu dilakukan adalah mengambil sampel dengan swab.

"Menggunakan swab yang sama dan teknik yang sama (dengan RT-PCR), masukkan ke tabung," jelas Caroline.

Akan tetapi, setelah itu sampel swab akan langsung dimasukkan ke sebuah alat. Alat ini yang kemudian akan bekerja untuk memproses sampel swab. Hasil dari pemeriksaan dengan tes molekuler isotermal hanya membutuhkan waktu sekitar 5-13 menit.

Caroline mengatakan tes molekuler isotermal ini memiliki performa tinggi dengan sensitivitas sebesar 95 persen. Sedangkan, spesifisitas dari tes molekuler isotermal adalah 97 persen.

"Artinya tidak akan 'nyebrang' ke virus lain. Hasil positif yang keluar bukan karena DBD misalnya, kalau dikatakan positif, berarti positif Covid-19," tambah Caroline.

Caroline mengatakan saat ini tes RT-PCR memang masih menjadi standar emas untuk menegakkan diagnosis Covid-19. Akan tetapi, keberadaan tes molekuler isotermal memiliki beragam manfaat yang lebih unggul dalam beberapa situasi, seperti dalam kasus gawat darurat, operasi yang harus cepat dilakukan, dan rawat-inap.

"Misalnya kalau ada pasien perlu operasi emergency, tapi mau RT-PCR butuh enam jam, mana mungkin pasien menunggu. Ini jadi risiko bagi tenaga kesehatan. Sedangkan dengan alat Abbott ID NOW (tes molekuler isotermal) 15 menit," ungkap Caroline.

Selain itu, tes molekuler isotermal juga mudah diakses dan dapat diterapkan sebagai penggunaan point of care test. Artinya, tes ini bisa dilakukan di mana pasien berada. Teknologi yang digunakan dalam tes molekuler isotermal dengan alat dari Abbott ID NOW ini berasal dari Amerika Serikat dan telah tersertifikasi oleh FDA, EUA, CLIA Waived, dan CE Eropa.

Caroline mengatakan saat ini semua jenis pemeriksaan Covid-19 telah tersedia di seluruh cabang Siloam Hospitals, termasuk tes molekuler isotermal. Harga yang dibanderol untuk tes molekuler isotermal adalah Rp 1.299.000 per tes, atau Rp 999.000 per tes untuk permintaan lebih dari 10.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهٗ بِالْاَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَاَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُۚ لَوْلَآ اَنْ مَّنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۗوَيْكَاَنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ ࣖ
Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu berkata, “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”

(QS. Al-Qasas ayat 82)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement