Sabtu 28 Nov 2020 21:51 WIB

Rakernas Pemuda Hidayatullah Resmi Dibuka

Rakernas Pemuda Hidayatullah digelar dua hari,  28-29 November 2020.

Red: Irwan Kelana
Pemuda Hidayatullah menggelar Rakernas secara virtual, Sabtu-Ahad, 28-29 November 2020.
Foto: Dok Pemuda Hidayatullah
Pemuda Hidayatullah menggelar Rakernas secara virtual, Sabtu-Ahad, 28-29 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Bertempat di gedung utama Pesantren Hidayatullah Kebumen, Jawa Tengah, Pemuda Hidayatullah mengawali pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Virtual, Sabtu (28/11). Acara pembukaan itu dihadiri oleh beberapa pengurus dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hidayatullah, pimpinan Dewan Pengurus Daerah Istimewa Yogyakarta, ketua umum Pemuda Hidayatullah dan jajarannya, serta seluruh ketua pimpinan Wilayah Pemuda Hidayatullah, seluruh Indonesia. 

Mazlis B Mustafa  SE, sekretaris jenderal Pemuda Hidayatullah mengatakan, bahwa Rakernas kali ini sengaja diselenggarakan secara virtual, mengingat masih belum redanya wabah covid 19. Karena itu, yang diundang sebagai peserta dalam kegiatan kali ini, hanya ketua pimpinan wilayah.

“Sedangkan pengurus wilayah yang lain. Termasuk para pimpinan dan pengurus Pimpinan Daerah (PD) mengikuti secara virtual di daerah masing-masing,” jelasnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Dalam sambutan pembukaan Rakernas, Ketua Umum Pemuda Hidayatullah  Imam Nawawi  MPdI, mengingatkan seluruh anggota untuk bersungguh-sungguh dalam menjalan amanah. Hal itu  Mengingat tantangan kedepan tidaklah ringan. Termasuk dalam hal ini, menyiapkan generasi pelanjut.

“Kita, hari ini hadir sebagai pemuda Hidayatullah, merupakan hasil dari pembinaan ‘orangtua kita.’ Sebab itu, kita pun saat ini harus berpikir, bagaimana melahirkan generasi pelanjut, sehingga organisasi terus bisa berkembang dan memberikan pengaruh di tengah masyarakat,” tegas Imam. 

Supaya berhasil mewujudkan itu semua, kata dia, maka meneladani langkah-langkah yang telah ditempuh oleh orang-orang terdahulu, para sahabat, terutama Nabi Muhammad SAW, haruslah ditapaki.

“Kita baca sejarah akan kompleksitas permasalahan bangsa Arab. Dalam kondisi demikian, wahyu yang pertama turun berbicara masalah aqidah. Tentang iqra’. Membaca. Artinya, gerakan inilah yang harus kita pertajam,” kata penulis buku MindSet Surga ini.

Sementara itu, ustadz Asih Subagio, kepala Departemen Organisasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hidayatullah, menyinggung akan pentingnya merancang program-program strategis untuk masa depan, dan mengingatkan tidak gampang bernostalgia dengan masa lalu.

“Perbedaan mendasar pemuda dengan generasi tua itu; kalau pemuda berbicara masa depan. Kalau generasi tua,  membicarakan masa lalu. Jadi, bila ada generasi muda sibuk membicarakan masa lalu, berarti ia berjiwa orangtua,” gugahnya, yang disambut gelitik tawa para hadirin.

Hal lain yang diingatkan oleh ustadz Subagio dalam sambutannya, pentingnya pemuda memiliki spesialisasi diri. Bila hal ini tidak dimiliki, maka pemetaan gerakan akan sulit dilakukan sehingga ritme gerak organisasi tidak bisa berjalan dengan baik.

Langkah ini, kata Subagio, sejatinya telah pula diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Tentang bagaimana beliau memberi julukan sahabat-sahabatnya, sesuai dengan kelebihan yang mereka miliki. Seperti Khalid bin Walid yang disebut Syaifullah yang artinya pedang Allah, karena kemahiran beliau dalam menyusun strategi berperang. Ada lagi Umar dilabeli al-Faruq, karena ketegasannya dalam menegakkan al-Haq dan al-Bathil. Dan sebagainya. 

“Jadi mulailah menggali potensi diri. Asah sedemikian rupa. Itulah yang kemudian akan menjadikan gerakan pemuda progresif dan revolusiner di masa mendatang,” tegasnya. 

Rakernas Pemuda Hidayatullah sendiri akan dilaksanakan selama dua hari; Sabtu dan Ahad (28-29 November, 2020). Selain mengadakan rapat kerja, pengurus juga mengadakan beberapa seminar kepemudaan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement