Selasa 01 Dec 2020 17:29 WIB

Atasi Konflik Papua, Prioritaskan Pendekatan Kesejahteraan

Keberadaan aparat militer di Papua semata-mata bertujuan untuk melindingi masyarakat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana kepresidenan menyebut lebih memprioritaskan pendekatan kesejahteraan ketimbang pendekatan keamanan dalam menangani konflik di Papua. Pernyataan yang disampaikan istana ini bertepatan dengan hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jatuh pada Selasa (1/12). 

"Sebenarnya dari awal, Pak Jokowi pendekatan penyelesaian Papua lebih dititikberatkan pada pendekatan kesejahteraan. Prosperity approach," ujar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di kantornya, Selasa (1/12).  

Moeldoko lantas menyampaikan sejumlah kebijakan yang telah dilakukan pemerintah selama ini, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Termasuk, membangun berbagai infrastruktur fisik di Papua dan Papua Barat, menerapkan BBM satu harga untuk mempermudah akses warga terhadap bahan bakar yang terjangkau, dan pembangunan fasilitas kesehatan serta pendidikan. 

"Pertanyannya, kenapa masih ada korban? Begini ya, ada upaya yang sistematis dari pihak kelompok bersenjata untuk satu, menekan meneror kepada masyarakat," ujar Moeldoko. 

Pendekatan keamanan, ujar Moeldoko, dilakukan karena pemerintah menjalankan perannya untuk melindungi seluruh masyarakat di Papua. Ia mengingatkan, pada dasarnya kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) tidak ingin masyarakat Papua sejahtera. 

Kesejahteraan masyarakat di sana, menurutnya, akan menggerus pengaruh dan kekuasaan KKSB di Papua. "Contohnya apa, jalan yang sedang dibangun, diganggu, dan bahkan berapa orang yang jadi korban. Itu salah satu indikator. Masih ada pembakaran sekolah, itu indikator. Negara yang punya tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa tidak bisa diam dong," kata Moeldoko. 

Alasan itulah yang membuat pemerintah mau tak mau tetap menurunkan pasukan di Papua. Namun, dia menegaskan, keberadaan aparat militer di Papua semata-mata bertujuan untuk melindingi masyarakat dan memastikan warga hidup dengan tenteram. 

Karena apa? Di Papua itu, kata Moeldoko, bukan hanya masyarakat Papua, tapi juga berbagai masyarakat ada di sana. Maka tugas negara untuk melindungi semuanya. 

"Poinnya ada di situ sebenarnya. Jadi jangan salah, bahwa pendekatan selama ini lebih dititikberatkan pada pendekatan kesejahteraan. Itu lebih diutamakan daripada pendekatan keamanan," kata Moeldoko. 

Menjelang HUT OPM ini, KKSB menjalankan aksinya. Terakhir, KKSB beraksi di Distrik Kenyam, Nduga, Papua pada Kamis (27/11) lalu. Mereka menyerang pasukan tim gabungan yang tengah melakukan kegiatan pengamanan wilayah dan mengakibatkan tiga orang anggota TNI dari Yonif R 700/WYC menderita luka tembak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement