Rabu 02 Dec 2020 13:01 WIB

Mayoritas Pengungsi Gunung Semeru Sudah Kembali ke Rumah

Masih tersisa enam sampai 10 pengungsi yang memilih bertahan di posko pengungsian.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Erik Purnama Putra
Warga mengungsi saat Gunung Semeru erupsi di Balai Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12).
Foto: ANTARA/Seno
Warga mengungsi saat Gunung Semeru erupsi di Balai Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebagian besar pengungsi di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sudah kembali ke rumah masing-masing. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, menyatakan, kKeputusan itu dilakukan setelah aktivitas Gunung Semeru dinilai sudah mulai menurun.

Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengaku, belum menerima jumlah terkini warga yang masih bertahan di tempat pengungsian. Namun, laporan pada Rabu (2/12) pagi WIB, masih tersisa enam sampai 10 pengungsi yang memilih bertahan.

Wawan tidak mengetahui alasan pasti pengungsi masih bertahan di Desa Supiturang. Pihaknya belum bisa menanyakan hal tersebut karena khawatir warga bisa tersinggung. "Kalau kita tanya, dikira ngusir," ucap Wawan saat dihubungi wartawan, Rabu (2/12).

Wawan memastikan, tidak ada laporan kerusakan rumah dari fenomena peningkatan aktivitas Semeru. Sebagian besar permukiman warga di sekitar gunung hanya tertutup debu. Untuk jumlah kerugian, Wawan mengaku, belum bisa mengungkapkan karena masih harus menunggu masa tanggap darurat selesai.

"Ini secepatnya turun tim untuk perhitungan pasca-bencana di situ baru valid nanti. Kalau hari ini diketemukan, takut besok ada lagi masukan. Setelah tanggap darurat selesai baru dihitung berapa, kerugiannya seluruhnya," ungkap Wawan.

Sesuai aturan, masa tanggap darurat biasanya menghabiskan tujuh hari. Namun untuk kasus Gunung Semeru, BPBD masih harus menunggu keputusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Jika aktivitas Gunung Semeru diputuskan telah landai, masa tanggap darurat selesai.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ يَدُ اللّٰهِ مَغْلُوْلَةٌ ۗغُلَّتْ اَيْدِيْهِمْ وَلُعِنُوْا بِمَا قَالُوْا ۘ بَلْ يَدٰهُ مَبْسُوْطَتٰنِۙ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاۤءُۗ وَلَيَزِيْدَنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ مَّآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ طُغْيَانًا وَّكُفْرًاۗ وَاَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِۗ كُلَّمَآ اَوْقَدُوْا نَارًا لِّلْحَرْبِ اَطْفَاَهَا اللّٰهُ ۙوَيَسْعَوْنَ فِى الْاَرْضِ فَسَادًاۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah terbuka; Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki. Dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu pasti akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan mereka. Dan Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Dan mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

(QS. Al-Ma'idah ayat 64)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement