Senin 07 Dec 2020 13:05 WIB

Riset: Peta Pertumbuhan Dompet Digital di Masa Pandemi

Transaksi e-wallet dianggap lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan

Red: Gita Amanda
ShopeePay
Foto: https://shopee.co.id/m/shopeepay
ShopeePay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi elektronik dengan menggunakan aplikasi dompet digital atau e-wallet semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir. Selain dianggap praktis, aman, cepat, dan menawarkan banyak keuntungan. Transaksi e-wallet juga dianggap lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 masih belum usai.

Dalam tiga bulan terakhir ini, bahkan penggunaan e-wallet tumbuh pesat. Tidak hanya digunakan untuk pembayaran di gerai offline, juga di pembayaran online. Untuk mengetahui tren perilaku konsumen ini, Snapcart telah melakukan survey online selama September-Desember 2020, yang mencakup seluruh Indonesia, dengan responden dipilih 1.000 orang.

Baca Juga

ShopeePay tercatat sebagai merek e-wallet yang paling sering digunakan (50 persen), dengan selisih yang cukup besar dibandingkan dengan empat pemain lainnya, seperti Ovo (23 persen), Gopay (12 persen), Dana (12 persen), dan LinkAja (3 persen). “Lima brand itu kini paling banyak digunakan konsumen melakukan pembayaran digital. Mereka sangat populer karena rajin melakukan promosi dan menjalin kerja sama dengan berbagai merchant, sehingga sangat dikenal konsumen dan cakupan fitur service-nya banyak,” ujar Astrid Williandry, Direktur Snapcart Indonesia, di Jakarta (8/12).

Tumbuh paling pesat

Dari lima e-wallet itu, ShopeePay yang pertumbuhan bisnisnya kini melaju paling pesat. Data pada September lalu mencatat 68 persen responden mengaku menggunakan ShopeePay untuk melakukan pembayaran, meningkat menjadi 72 persen responden menggunakan ShopeePay pada Desember. Hasil akhir di bulan Desember yang berhasil diraih oleh ShopeePay mengungguli brand-brand lain.

“ShopeePay sangat aktif dalam menawarkan berbagai macam program promo dan diskon, sehingga sangat menarik konsumen terutama bagi para ibu-ibu untuk menggunakannya. ShopeePay juga multifungsi, selain dapat digunakan untuk transaksi online melalui website belanja Shopee yang kini merupakan platform e-commerce terpopuler dan terbesar di Indonesia. ShopeePay juga dapat digunakan untuk pembayaran offline di berbagai gerai. Sehingga sangat disukai konsumen dan paling banyak digunakan,” analisa Astrid Williandry.

Berdasarkan akumulasi nilai nominal transaksi online plus offline dari masing-masing brand, ShopeePay juga merajai pertumbuhan pencapaian nilai nominal transaksi untuk keseluruhan industri e-wallet di Indonesia. Pada bulan September lalu, 33 persen omzet keseluruhan nilai transaksi penggunaan e-wallet di seluruh Indonesia dikuasai ShopeePay, yang kemudian mengalami pertumbuhan menjadi 36 persen pada Desember.

Menjadi e-commerce yang paling sering digunakan

Di antara pemain dompet digital lainnya, ShopeePay berhasil menjadi merek dompet digital yang paling sering digunakan oleh masyarakat di tengah pandemi; di mana frekuensi transaksi menggunakan ShopeePay merajai lansekap e-wallet dan mencapai rata-rata 9,6X di bulan Desember, di mana frekuensi ini bertumbuh secara signifikan dari frekuensi sebelumnya 9,1X tiap bulannya di bulan September lalu. Berbeda jauh dengan para kompetitornya, seperti OVO (8,6X di bulan September, yang kemudian mengalami penurunan 8,2X di bulan Desember), Gopay (stagnan di frekuensi 6,9X di bulan September dan bulan Desember), Dana (7,4X di bulan September, yang naik tipis 8X di bulan Desember), dan LinkAja (7,8X di bulan September, yang turun signifikan menjadi 6,7X di bulan Desember).

Hasil survey mengatakan 42 persen responden lebih memilih ShopeePay sebagai e-wallet yang paling direkomendasikan, diikuti OVO (21 persen), Dana (18 persen), Gopay (15 persen), dan LinkAja (tiga persen).

ShopeePay pada bulan Desember ini juga dipilih 56 persen responden sebagai brand e-wallet yang paling mempermudah dalam transaksi online.

Keberhasilan itu juga didukung oleh integrasi ShopeePay dengan Shopee yang kini merupakan e-commerce nomor satu di Indonesia. “Dengan jaringan ratusan ribu merchant di seluruh Indonesia dalam berbagai kategori, dari makanan, minuman, fashion, ritel, logistik, hingga merchant sosial seperti donasi, membuat bisnis ShopeePay melaju pesat dan disukai konsumen. Dibandingkan pemain industri e-wallet lainnya dengan penetrasi yang cukup fluktuatif selama tiga bulan ke belakang, ShopeePay dapat menunjukkan performa baik yang konsisten bahkan melampaui awal periode kampanye angka kembar di Indonesia,” tambah Astrid Williandry.

Data responden, 50 persen berumur 24 tahun kebawah, 45 persen berumur 25-35 tahun, dan lima persen berumur 35 tahun keatas. Komposisi gender; 70 persen responden perempuan, dan 30 persen laki-laki. “Melihat penggunaannya yang terus tumbuh, maka transaksi e-wallet sebagai medium pembayaran cashless akan terus berkembang di Indonesia. E-wallet juga relatif lebih aman dan sesuai dengan protokol kesehatan, sehingga banyak disukai,” tutup Astrid Williandry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement