Selasa 15 Dec 2020 09:58 WIB

Bank Syariah BUMN Merger, BTN Siapkan UUS Tahun Depan

BTN intens melakukan pembicaraan dengan Kementerian BUMN terkait UUS.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Tabungan Negara (Persero) berupaya melakukan proses Unit Usaha Syariah (UUS) BTN melakukan proses penggabungan atau merger dengan tiga bank syariah BUMN. Hal ini mengingat UUS BTN merupakan satu-satunya usaha syariah yang belum berdiri sendiri.
Foto: Republika/Prayogi
PT Bank Tabungan Negara (Persero) berupaya melakukan proses Unit Usaha Syariah (UUS) BTN melakukan proses penggabungan atau merger dengan tiga bank syariah BUMN. Hal ini mengingat UUS BTN merupakan satu-satunya usaha syariah yang belum berdiri sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) berupaya melakukan proses Unit Usaha Syariah (UUS) BTN melakukan proses penggabungan atau merger dengan tiga bank syariah BUMN. Hal ini mengingat UUS BTN merupakan satu-satunya usaha syariah yang belum berdiri sendiri.

Direktur Utama BTN Pahala Mansury mengatakan pihaknya akan berdiskusi dengan Kementerian BUMN pada tahun depan terkait UUS BTN dengan ketiga bank syariah BUMN, yakni BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah.

Baca Juga

“Diskusi nanti pada awal 2021, kita akan diskusi lebih intens dengan Kementerian BUMN,” ujarnya, Selasa (15/12).

Kendati demikian, Pahala menyebut saat ini perseroan masih menunggu dan mendiskusikan dengan pemerintah mengenai keikutsertaan dari UUS yang dimiliki BTN. Menurutnya jika memungkinkan ada perpindahan maka ada perjanjian tertentu yang harus dibicarakan.

“Seperti apa unit usaha kami ke depannya, apakah akan ikut proses tersebut atau apa?,” ucapnya.

Dari sisi lain, BTN berupaya mendorong penyaluran KPR di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya menggelar pameran perumahan virtual untuk mendukung sektor perumahan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat memiliki rumah.

“Sektor  perumahan mencatatkan pertumbuhan mencapai dua pada kuartal III 2020. Pada 2021 diproyeksikan pertumbuhannya ekonomi sebesar lima persen dan sektor perumahan menjadi salah satu andalan pemerintah untuk mendorong ekonomi nasional bergerak naik,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement