Rabu 23 Dec 2020 12:57 WIB

Tugas Berat Menanti Wamen BUMN Baru

Di sektor migas, Pahala perlu meningkatkan kinerja hulu dan hilir.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto mengatakan Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury memiliki sejumlah tugas berat yang harus segera diselesaikan. Pahala Mansury menggantikan Wamen BUMN I Budi Gunadi Sadikin yang ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Kesehatan.
Foto: Prayogi/Republika
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto mengatakan Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury memiliki sejumlah tugas berat yang harus segera diselesaikan. Pahala Mansury menggantikan Wamen BUMN I Budi Gunadi Sadikin yang ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto mengatakan, Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury memiliki sejumlah tugas berat yang harus segera diselesaikan. Pahala Mansury menggantikan Wamen BUMN I Budi Gunadi Sadikin yang ditunjuk Presiden Jokowi menjadi menteri kesehatan.

Sebagai Wakil Menteri I, Pahala memiliki tugas mengawal klaster industri migas dan energi, klaster industri minerba, klaster industri perkebunan dan kehutanan, klaster industri farmasi dan kesehatan, serta klaster industri pertahanan, manufaktur, dan industri lainnya.

Baca Juga

"Tantangan Wamen baru ini terkait klaster industri migas tentu meningkatkan kinerja hulu dan hilir," ujar Toto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Rabu (23/12).

Di hulu, kata Toto, Pahala mempunyai pekerjaan rumah (PR) untuk bisa menggenjot target lifting 1 juta barel per hari. Sementara di hilir, upaya percepatan pembangunan oil refinerary yang sudah ditargetkan, namun lambat sekali realisasinya.

Di sektor minerba, lanjut Toto, tantangannya adalah percepatan proses hilirisasi  untuk beberapa komoditas. Menurut Toto, kewajiban pembangunan smelter harus diperluas sehingga nilai tambah produk bisa dinikmati lebih besar di domestik. Toto menyebut, sejumlah komoditas unggulan di hilir seperti nikel yang bisa diproses lebih lanjut sebagai input bagi industri baterai listrik bisa menjadi fokus. 

"Demikian pula upaya membawa holding Inalum sebagai pemain gobal di mining harus bisa didorong lebih jauh," lanjut Toto.

Selain itu, ucap Toto, Pahala juga perlu upaya ekstrakeras untuk memperbaiki secara radikal kinerja holding sektor perkebunan. Kata Toto, perbaikan sisi off farm dan on farm management harus bisa didorong lebih cepat untuk mendapatkan daya saing yang lebih kuat. 

"Kesulitan akses pendanaan untuk sektor ini harus bisa dipecahkan dengan berbagai skema investasi yang dimungkinkan," sambung Toto.

Sementara, untuk klaster farmasi atau kesehatan, Pahala harus mampu menjadikan holding farmasi sebagai leader di industri vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan.

"Kolaborasi Bio Farma dengan beberapa global leader di industri vaksin harus bisa ditingkatkan sehingga kedepan Bio Farma mampu menjadi produsen vaksin covid-19 yang mandiri," kata Toto menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement