Senin 28 Dec 2020 07:44 WIB

Penting, Psikososial dan Penguatan Modul Pembelajaran SD

Hal itu terutama penting di masa pandemi Covid-19.

Red: Irwan Kelana
Tim dari Yayasan Khasanah Iman Ilmu Amal sedang memberikan coaching kepada   fasilitator lokal di Pesisir Barat Lampung.
Foto: Dok Khasanah Iman Ilmu Amal
Tim dari Yayasan Khasanah Iman Ilmu Amal sedang memberikan coaching kepada fasilitator lokal di Pesisir Barat Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, KRUI -- Direktorat Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia  melakukan psikososial dan pembelajaran masyarakat selama masa pandemi Covid -19. Untuk itu, Ditjen Pendidikan Dasar mengirimkan Tim Psikososial dan Penguatan Implementasi Modul Pembelajaran Sekolah Dasar di Daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) dan non 3T selama masa pandemi Covid-19 ke wilayah sekolah sasaran  di Kabupaten Pesisir Barat Lampung.

Mereka tiba di kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat Lampung,  Krui,  Jumat (27/11) dan melakukan survei selama sebulan hingga Desember 2020.

Kegiatan ini dilaksanakan hasil kerja sama dengan Yayasan Khazanah Iman Ilmu Amal, yang berkedudukan di Depok,  Jawa Barat. Tim terdiri dari Irpan Hilmi sebagai ketua, beranggotakan: Saepullah, Encep Ade, dan Ahmad Vebrizal.

Kegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan kegiatan psikososial dan penguatan pembelajaran masyarakat  melalui modul, selama masa pandemi Covid -19. Selain itu, untuk mengetahui dan mendeskripsikan program psikososial dan implementasi modul yang diberikan kepada siswa sekolah dasar.

“Dan untuk menangani pembelajaran yang tertinggal selama kondisi pandemi Covid-19 pada siswa Sekolah Dasar,” kata Irpan Hilmi dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Tim diterima oleh Kasubag Disdik Kemdikbud Kabupaten  Krui, R Muhammad Supriyadi Winata SPdI dan Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Dasar (K3SD), Netty Yuniati SPd. Selanjutnya tim didukung  oleh tim fasilitator yang disiapkan dari putra daerah Pesisir Barat Lampung. Mereka adalah Sega Selviana, Rima Saputra, Nurlaily, Rika, Wati, Ria Fitri, dan Putri Handayani.

Supriyadi menjelaskan bahwa fasilitator lokal yang ada telah disesuaikan dengan kriteria yang dibutuhkan, yaitu rata-rata Sarjana Pendidikan. Kegiatan ini pun didukung oleh K3SD yaitu Netty, serta dinas pun membantu menyiapkan base camp sebagai kantor untuk kegiatan ini, yaitu ruang kelas SMP Negeri 3 Krui.  “Sehingga, tidak jauh dari kantor dinas. Jadi apabila diperlukan koordinasi dapat cepat dilaksankan,” ujarnya.

Supriyadi pun menegaskan, sebagaimana yang diamanahkan oleh kepala Dinas dan kepala Bidang, mudah-mudahan kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dan dijadikan pengalaman baik oleh fasilitator maupun guru-guru di lingkungan pesisir Barat lampung. “Sebab, Kabupaten Pesisir Barat Lampung, merupakan daerah yang baru lahir enam  tahun yang lalu,” tuturnya.

Irpan Hilmi sebagai ketua tim dan ketua umum Yayasan Khasanah Iman Ilmu Amal mengemukakan bahwa program ini, ujung tombaknya adalah fasilitator lokal dalam melaksanakan kegiatan pendampingan kepada guru agar dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang efektif selama kegiatan belajar dari rumah  (BDR).

Irpan pun menegaskan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan metode coaching. “Tujuannya  untuk memastikan guru dapat melakukan pembelajaran dengan lebih baik dan memastikan orangtua dapat meakukan pendampingan kepada siswa dalam melakukan pembelajaran mandiri, serta  siswa mampu memimpin diri dan pembelajarannya sendiri,” kata Irpan.

Saepullah sebagai tim ahli Yayasan Khaznah Iman Ilmu Amal menambahkan, kunci dari kesuksesan kegiatan ini adalah, “Tulis apa yang dikerjakan,  kerjakan apa yang ditulis.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement