Rabu 30 Dec 2020 14:21 WIB

Perindu yang Kelaparan

Gemuruh langit semalam lupa menyapu bersih rintik-rintiknya.

Red: Karta Raharja Ucu
Matahari terbit (ilustrasi)
Foto: AP/Michael Probst
Matahari terbit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, OLEH: Israkhansa*

Sedari subuh berkumandang halaman rumah sudah kadung kuyup. Ah, mungkin gemuruh langit semalam lupa menyapu bersih rintik-rintiknya.

Membawa pesan nabastala di antara embun dan kaca-kaca jendela; perihal itu, dunia sepanjang hari kemarin hanya candramawa.

“Masih terlalu pagi,” gumamku menelungkup kembaii.

Kantuk nyaris meninabobokan mata tadinya, namun getar gawai gagalkan rencana rehat akhir pekan tuk bersantai ria.

Penelpon atas nama ibu itu terpampang pada layar ponsel. Tumben sekali, ada apa?

Sayup-sayup kudengar suara beliau menawarkan menu sarapan pagi ini. “Nak, hari ini mau Ibu masakkan apa untuk dikirimkan?”

Kemudian kutengok dan baca senarai rincian makanan di atas nakas, sudah semua macam menu kulahap rupanya.

Lama tidak mendengar suaraku di seberang sini, beliau memanggil dan dengan senang hati aku menyahutinya. Kujawab tenang sambil tersenyum, “Bu, aku ingin hari ini kami hanya menyantap rindu. Lalu, biarkan jarak doa yang menghapus lapar dan dahaga itu semua.”

TENTANG PENULIS: Tasneem Khaliqa Israkhansa atau biasa dikenal dengan nama Israkhansa adalah seorang penyair muda yang lahir di seperempat penghujung tahun 2002 di Coventry, Inggris Raya. Dirinya baru saja menerbitkan buku antologi puisi pertamanya yang berjudul ‘Usai Sebelum Dimulai’ pada Agustus 2019 lalu. Saat ini, sembari melanjutkan pendidikannya di SMAN 14 Jakarta, ia tetap aktif dalam penghidupan kembali literasi di kalangan generasi millenial melalui akun Instagram, Twitter, dan Wattpad-nya, (@israkhansa). Tidak banyak yang tahu, gadis yang pernah mengenyam pendidikan di Somechi Shougakkou, Chofu, Tokyo, dan SMP Global Islamic School 1 ini, juga meminati dunia menggambar, melukis, serta motivasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement