Rabu 06 Jan 2021 12:51 WIB

Surabaya Kembali Tunda Pembelajaran Tatap Muka

Penundaan dilakukan lantaran sampai saat ini masih terjadi lonjakan kasus Covid-19

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka hari pertama
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka hari pertama

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pendidikan Kota Surabaya kembali menunda pembelajaran tatap muka jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang semula direncanakan digelar Januari 2021. Kepala Dispendik Jatim, Supomo menyatakan, penundaan dilakukan lantaran sampai saat ini masih terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Surabaya.

Artinya, lanjut Supomo, pembelajaran tatap muka hanya dilakukan di sekolah-sekolah yang ditunjuk melaksanakan simulasi. Salah satunya di SMPN 1 Surabaya, dimana pembelajaran tatap muka dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan kesehatan. Seperti mewajibkan siswa menggunakan masker dan face shield, mengatur jumlah siswa, serta mewajibkan untuk cuci tangan.

"Memang kita tunda karena setelah kita melihat bahwa ketika liburan banyak yang melakukan liburan. Oleh karena itu, kemudian kita lakukan evaluasi," ujar Supomo di Surabaya, Rabu (6/1).

Supomo menyatakan, pihaknya akan kembali menggelar rapat koordinasi dengan melibatkan pihak terkait dan juga para pakar. Sehingga keputusan yang diambil benar-benar tepat dan tidak malah menimbulkan permasalah baru, utamanya terkait penularan Covid-19.

"Kita akan lakukan rapat kordinasi dengan para pakar dan lembaga berkompeten terkait itu agar keputusan pmebelajaran ke depan yang paling tepat, agar tidak membuat klaster baru," ujar Supomo.

Selain itu, lanjut Supomo, penundaan pembelajaran tatap muka dilakukan lantaran masih banyak wali murid yang tidak memberikan persetujuan untuk digelarnya sekolah tatap muka. Padahal dalam SKB empat menteri, sekolah tatap pmuka berjalan apabila wali murid memberi izin, ada persetujuan komite sekolah, persetujuan kepala sekolah, dan terakhir persetujuan kepala daerah.

"Nah, sampai saat ini yang beri izin, khususnya wali murid belum belum banyak yang memberi persetujuan," kata dia.

Selila Florial Nurul Iman siswa kelas tiga SMP 1 Surabaya mengaku kecewa dengan keputusan penundaan pembelajaran tatap muka. Ia mengaku susah sangat menantikan digelarnya pembelajaran tatap muka. Lantaran pembelajaran yang dilakukan secara darinha dirasanya kurang efektif.

"Saya kurang senang karena selama ini nunggu sekolah tatap muka. Semoga saja segera diberlakukan lagi sekolah tatap muka karena sekolah daring kurang efektif, saya juga kurang jelas, kadang kendala sinyal juga," kata Selila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement