Kamis 07 Jan 2021 04:31 WIB

Mahasiswa UMS Juara 2 Lomba Cipta Puisi Piala Kemendikbud

Karya yang masuk secara estetis sudah menunjukkan kualitas berlaga di kancah nasional

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Puisi berjudul
Foto: humas UMS
Puisi berjudul "Litani dan Toleransi" karya Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Adiba Nikmatul Ulya Suyanto berhasil menyabet juara 2 Lomba Cipta Puisi Mahasiswa Tingkat Nasional Piala Kemendikbud 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Puisi berjudul "Litani dan Toleransi" karya Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Adiba Nikmatul Ulya Suyanto berhasil menyabet juara 2 Lomba Cipta Puisi Mahasiswa Tingkat Nasional Piala Kemendikbud 2020.

Adiba bersaing dengan 712 peserta dari berbagai kampus di Indonesia untuk menjadi juara. Lomba penulisan puisi piala Mendikbud ini mengambil tema "Budaya Toleransi di Tengah Pandemi Covid-19".

Adiba menjelaskan, sistem lombanya dilaksanakan secara daring, yakni peserta mengirimkan karyanya kepada panitia. Selanjutnya baru dilakukan penjurian.

Dewan juri terdiri tiga orang, yakni, Dirjen Kebudayaan Hilmar Faris, Seniman Rieke Dyah Pitaloka, serta Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti.

Adiba menambahkan, batas pengumpulan naskah 18 Desember 2020 dan pengumuman juaranya dilakukan pada 31 Desember 2020. "Alhamdulillah setelah diumumkan ternyata kami salah satu juaranya," ungkapnya, seperti tertulis dalam siaran pers, Rabu (5/1).

Adiba mengaku, ini kali pertama lomba yang diikuti oleh mahasiswa semester satu tersebut. Ke depan, dia ingin berusaha lebih giat lagi dan menekuni dunia cipta puisi.

"Kemarin kan baru juara 2, semoga jika ada kesempatan lagi saya ingin bisa meraih juara pertama. Saya akan berusaha mempersiapkan dengan lebih baik," tuturnya.

Sementara itu, juara 1 diraih mahasiswa dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan juara 3 dari mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Masing-masing juara mendapatkan hadiah Rp 10 juta (juara 1), Rp 7 juta (juara 2), dan Rp 3 juta (juara 3).

Saat penjurian, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilman Farid menyatakan karya-karya yang masuk secara estetis sudah menunjukkan kualitas untuk berlaga di kancah nasional. "Kami harus membaca detail tiap puisi untuk mendapatkan juara, karena kualitas puisi yang nyaris merata," kata Hilmar.

Ketua Panitia Lomba, Teguh Hadi Prayitno menyebut lomba ini ditutup pada 18 Desember 2020, dengan total 712 pesera yang masuk. Masing-masing peserta ada yang mengirim tiga karya puisi. Selanjutnya pada tahap seleksi, ada 97 peserta yang tidak memenuhi syarat karena tidak melampirkan kartu mahasiwa atau surat keterangan sebagai mahasiwa.

"Melalui puisi, diharapkan didapatkan gambaran bagaimana mahasiswa merespons wabah Covid-19 ini, terutama berkaitan dengan budaya toleransi dan kegotongroyongan. Sikap mahasiswa yang diwujudkan dalam bentuk puisi itu, bagaimana pun adalah cermin dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga dapat juga menjadi ukuran bagaimana di tengah pandemi, generasi muda kita, kaum milenial, merespon hal itu," kata Teguh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement