Rabu 13 Jan 2021 18:45 WIB

Penyelaman di Lokasi Sriwijaya Jatuh Dihentikan Sementara

Penghentian sementara karena KM Baruna Jaya IV melaksanakan pemotretan bawah laut.

Red: Ratna Puspita
Panglima Koarmada 1 Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K. (kanan)
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Panglima Koarmada 1 Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid K. (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid menghentikan sementara operasi penyelaman di lokasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. "Sejak pukul 13.00 WIB, penyelaman oleh semua tim saya hentikan," kata Rasyid dari KRI Rigel-933, Rabu (13/1).

Rasyid menjelaskan alasannya, karena pada saat bersamaan, KM Baruna Jaya IV akan melaksanakan pemotretan bawah laut menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV). Dia mengatakan, saat mengoperasikan ROV tidak boleh ada aktivitas di bawah laut, apalagi aktivitas penyelaman karena sangat berbahaya.

Baca Juga

Aktivitas itu, dia megatakan, dilakukan sejak pukul 13.00 WIB hingga Kamis (14/1) pukul 05.00 WIB. "Penyelaman akan dilanjutkan besok pukul 07.00 WIB," ujar Rasyid.

Hasil analisis dan pemetaan yang dilakukan Baruna Jaya akan diselami lagi, tetapi dengan cara manual, karena dua beacon atau pemancar signal dari Flight Data Recorder (FDR) dan Voice Recorder (CVR) sudah ditemukan sebelumnya. "Di bawah laut sudah tidak ada lagi petunjuk atau signal," ujarnya.

Selasa (12/1) petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim penyelam dari TNI Angkatan Laut (AL). Tersisa Voice Cockpit Recorder (VCR) atau rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca. Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement