Selasa 19 Jan 2021 16:21 WIB

Ulama Pejuang Itu Bernama Rahmah

Rahmah menjadi aktivis dakwah pertama yang mengenalkan jilbab kepada masyarakat

Red: A.Syalaby Ichsan
Rahmah El Yunusiyyah
Foto: Ist
Rahmah El Yunusiyyah

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak belia, Rahmah El Yunusiyyah dikenal sebagai pejuang perempuan dari tanah Minang. Dialah sesosok ayam betina yang berkokok. Kontribusinya di dunia pendidikan tak terperi. Dia mendirikan sekolah Muslimah pertama di Indonesia, Diniah Putri. Dengan bekal keilmuannya dalam bidang agama, Rahmah menjadi salah satu aktivis dakwah pertama yang mengenalkan jilbab kepada masyarakat luas.

Tak hanya di dunia pendidikan, Rahmah dikenal sebagai pejuang tempur yang gigih. Dia menjadi komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di wilayahnya yang bertugas mengadang Belanda. Dia menyiapkan logistik dan pakaian untuk para laskar. Rahmah juga mengeluarkan harta bendanya untuk republik.

Dua hari setelah proklamasi, Rahmah dengan berani menurunkan bendera Jepang dan mengibarkan bendera Merah Putih pertama di Padang Panjang, bahkan Sumatra. Dia ikut bergerilya mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda. Dia ditangkap Belanda tanpa mau menyerah kepada penjajah.

Inilah novel biografi tentang sosok pejuang yang dikenal lembut kepada kawan, tetapi keras kepada lawan. Meski berbentuk fiksi, Khairul Jasmi yang sudah dikenal piawai berkat karya-karyanya menuliskan novel ini dengan bahan baku fakta. Dia menyelam untuk mencari referensi-referensi, bahkan melakukan sejumlah wawancara agar mendapatkan cerita yang utuh mengenai Rahmah.

Sosok istimewa ini amat berharga untuk diperkenalkan kepada generasi sekarang. Namanya memang belum sepopuler para pahlawan nasional dari tokoh Minang seperti Bung Hatta dan Syafrudin Prawiranegara. Meski status pahlawan nasional belum hinggap ke namanya, pengorbanan dan perjuangan Rahmah untuk kemerdekaan tak bisa dikesampingkan.

Rahmah yang seangkatan dengan Rasuna Said dan Buya Hamka mengangkat harkat perempuan lewat jalan pendidikan. Rahmah mendobrak tradisi Minang bahwa perempuan hanya bisa mengurus kasur dan dapur. Tidak kurang, Rahmah menjadi satu-satunya perempuan Minang yang diberi gelar syekhah dari Universitas al-Azhar, Kairo, atas jasanya mengembangkan pendidikan bagi kaum hawa. Dia juga menjadi rentetan bukti betapa besar saham ulama bagi kemerdekaan negeri bernama Indonesia.

 

Judul    : Perempuan yang Mendahului Zaman, Sebuah Novel Biografi Syekhah Rahmah El Yunusiyyah

Penulis : Khairul Jasmi

Penerbit : Republika Penerbit

Tebal Buku : 229 Halaman

Tahun Terbit : 2020

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement