Sabtu 23 Jan 2021 21:58 WIB

Jika Ada Efek Samping Vaksin, Indonesia tidak Boleh Gugat?

Beredar narasi Indonesia tak boleh gugat produsen vaksin jika ada efek samping

Rep: Antara/ Red: Elba Damhuri
 Seorang petugas kesehatan Indonesia menyuntikkan satu dosis vaksin COVID-19 milik Sinovac saat program vaksinasi di sebuah rumah sakit di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 21 Januari 2021. Indonesia memulai program vaksinasi terhadap penyakit coronavirus (COVID-19) untuk kesehatan medis pekerja dan pejabat tinggi pemerintah pada 14 Januari, sebagai langkah pertama dari upaya vaksinasi nasional.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Seorang petugas kesehatan Indonesia menyuntikkan satu dosis vaksin COVID-19 milik Sinovac saat program vaksinasi di sebuah rumah sakit di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 21 Januari 2021. Indonesia memulai program vaksinasi terhadap penyakit coronavirus (COVID-19) untuk kesehatan medis pekerja dan pejabat tinggi pemerintah pada 14 Januari, sebagai langkah pertama dari upaya vaksinasi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Sebuah unggahan di media sosial menjadi pembahasan warganet karena menyebut Indonesia tidak bisa menggugat produsen vaksin COVID-19 jika produk itu punya efek membahayakan.

Salah satu akun di Facebook mengatakan hal itu merupakan bentuk kezaliman. Rakyat diberi sanksi jika tak melakukan vaksinasi, tapi ketika ada risiko mereka tidak boleh menggugat.

Baca Juga

Berikut narasi yang beredar di Facebook:

"Terus rakyat ini kau anggap apa? menolak vaksinasi diancam pidana, menerima vaksinasi apabila ada resiko dikemudian hari rakyat tidak boleh menggugat? sedemikian parahnya kedzaliman ini, seolah rakyat Indonesia ini hanyalah sekumpulan ternak yang hanya boleh pasrah dengan segala keputusan pengembala, memang pemilik negeri ini siapa?"

Unggahan itu juga menyertakan tangkapan layar salah satu situs dengan judul konten "Nah Loh! Indonesia Diminta Tak Boleh Gugat Kalau Vaksin Corona Punya Efek Membahayakan".

Namun, benarkah Indonesia tidak boleh menggugat jika vaksin COVID-19 berdampak bahaya?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement