Ahad 24 Jan 2021 06:28 WIB

Sebagian Besar Pasien Long Covid, Pernafasannya Belum Lega

Mereka mudah terasa letih dan nafasnya belum plong, tidak seperti sebelum sakit.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Utama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia  menyebut pasien yang sembuh dari Covid-19, masih memiliki permasalahan berkaitan dengan corona yang bisa mengganggu kondisi tubuhnya. Foto, pasien sembuh dari Covid-19 yang mendonorkan plasma konvalesen (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Ketua Utama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyebut pasien yang sembuh dari Covid-19, masih memiliki permasalahan berkaitan dengan corona yang bisa mengganggu kondisi tubuhnya. Foto, pasien sembuh dari Covid-19 yang mendonorkan plasma konvalesen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh, rupanya tidak bisa langsung terlepas begitu saja dari virus dari Wuhan, China itu. Banyak sekali pasien long covid, sehingga masih memiliki permasalahan berkaitan dengan corona ini dan mengganggu kondisi tubuh.

Di Indonesia, belum ada data baik dari kementerian, satgas, atau pendidikan, mengenai jumlah pasien long covid. Tetapi Kepala Utama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto bisa menjabarkan seperti apa kondisinya, berdasarkan beberapa pasiennya.

Baca Juga

“Kalau dilihat dari berbagai pasien yang sering kontrol, dan pasien saya, memang sebagian besar itu terasa letih. Lalu nafasnya belum plong, tidak seperti sebelum sakit. Bahkan pada beberapa kondisi ketika beraktivitas nafas terasa ngos-ngosan,” ungkap Agus dalam Live Instagram Katadata.

Jadi pasien long covid ini adalah pasien yang sudah dinyatakan sembuh dan tesnya negatif, tetapi kebanyakan masih mengalami dua hal itu. Long covid juga ada yang menetap jika memang sejak awal, pasien memang dalam keadaan sudah kritis akibat penyakit bawaan.

Pasien covid yang khususnya menjalani rawat inap apalagi sampai di ICU, sebaiknya terus dilakukan fungsi organ secara berkala. Karena jika didiamkan, ini bisa lebih parah. Apalagi dalam beberapa kasus, covid bisa memengaruhi kinerja otak.

Itu dikarenakan virus corona ini masuk melalui saluran nafas lalu ke paru. Di dalam paru ada namanya Reseptor ACE2 dan itu tidak hanya ada di paru, tapi ada juga di ginjal, lambung, juga pembuluh darah yang alirannya hingga masuk ke otak.

“Kalau virus banyak menempel di pembuluh darah, itu bisa alami gangguan otak, delirium, sakit kepala, halusinasi, itu bisa saja muncul, bahkan bisa kejang-kejang. Malah saya ada teman yang sampai mengalami gangguan daya ingat,” ungkap Agus lagi.

Pascacovid, temannya itu tiba-tiba tidak ingat apa saja yang terjadi selama di rumah sakit. “Bisa saja itu terjadi karena menempel di sistem saraf pusat, tergantung area mana yang terkena. Penanganannya pun tergantung derajatnya tadi. Kalau kena sistem saraf, ada dari teman-teman neurologi untuk terapi,” ungkap dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement