Selasa 26 Jan 2021 02:46 WIB

Bengkulu Ingin KBM Tatap Muka Dimulai Februari

Gubernur Bengkulu mengeklaim kasus Covid-19 di wilayahnya menurun

Red: Nur Aini
Petugas merapikan ruang kelas di SMKN 1 Bengkulu, Rabu (6/1/2021).  Berdasarkan keputusan Pemprov Bengkulu dan Satgas Penanganan COVID-19, pelaksanaan belajar tatap muka pada semester genap tahun 2021 ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan karena kasus COVID-19 di daerah tersebut terus meningkat.
Foto: Antara/David Muharmansyah
Petugas merapikan ruang kelas di SMKN 1 Bengkulu, Rabu (6/1/2021). Berdasarkan keputusan Pemprov Bengkulu dan Satgas Penanganan COVID-19, pelaksanaan belajar tatap muka pada semester genap tahun 2021 ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan karena kasus COVID-19 di daerah tersebut terus meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pemerintah Provinsi Bengkulu menargetkan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah bisa dimulai pada Februari mendatang.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Senin (25/1), menjelaskan target itu didasari atas tren angka kasus positif Covid-19 di daerah setempat yang mulai menunjukkan penurunan dalam satu bulan terakhir.

Baca Juga

"Saya mendengarkan aspirasi masyarakat dan alhamdulillah tren kejadian (positif Covid-19) di Bengkulu menurun, artinya makin bisa kita kendalikan tapi di sisi lain kesiapan kita juga perlu," kata dia.

Ia mengatakan tahap awal KBM tatap muka di sekolah akan dilaksanakan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang hal itu pun tidak seluruhnya, melainkan hanya untuk 30 hingga 50 persen sekolah.

Dia mengatakan KBM tatap muka di sekolah itu nantinya harus tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19, seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Ketentuan lainnya, katanya, termasuk mengatur pembagian jumlah siswa yang masuk sekolah. Misalnya, dalam dua hari sekali untuk siswa yang masuk sekolah berbeda-beda.

"Karena pertama pelajar SMA itu bisa lebih disiplin, berbeda dengan siswa SMP atau SD dan yang kedua karena daya tahan mereka lebih kuat," kata Rohidin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement