Rabu 27 Jan 2021 20:41 WIB

Klub: Harus Ada Skenario Lain IBL Gelar Pertandingan

Untuk lokasi, Ferri mengusulkan Batam, Kepulauan Riau.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pebasket klub Amartha Hangtuah Firman Yohanes (kiri) dan Lakha Kurniawan berlatih di mes milik klubnya di Kemang, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA /Aditya Pradana Putra
Pebasket klub Amartha Hangtuah Firman Yohanes (kiri) dan Lakha Kurniawan berlatih di mes milik klubnya di Kemang, Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah dua kali rencana Indonesian Basketball League (IBL) menggelar kompetisi tertunda. Pertama akhir tahun lalu ketika akhirnya kelanjutan IBL Pertamax 2020 dibatalkan. Kedua l, adalah seri pertama IBL Pertamax 2021 yang seharusnya digelar 15 Januari lalu.

Penyebabnya tetap sama, pandemi Covid-19 yang masih tinggi dan terus meningkat. IBL kemudian memutuskan rencana seri kedua pada bulan Maret akan menjadi seri pertama IBL musim ini. Sedangkan seri keduanya akan digelar usaiebaran nanti.

Direktur Operasional klub Amartha Hangtuah, Ferri Jupry ketika berbincang dengan republika.co.id, Rabu (27/1) mengungkapkan harus ada rencana lain. Dengan kondisi yang belum jelas ini, Ferri khawatir rencana IBL memulai liga bulan Maret nanti kembali dibatalkan.

"Perlu ada skenario lain, kita sudah dua kali dibatalkan. Jangan sampai ada pembatalan yang ketiga. Saat ini klub butuh pertandingan. Tidak perlu harus formatnya liga. Bisa saja berupa laga pramusim. Yang tidak memerlukan waktu lama," ujar Ferri.

"Mungkin hanya butuh waktu satu pekan saja. Kita buat turnamen pra musim dulu. Nanti liganya setelah lebaran. Yang penting sekarang ada pertandingan dulu. Karena kita khawatir seperti klub sepak bola, dimana ada yang klub yang bubar," kata dia melanjutkan.

Untuk lokasi, Ferri mengusulkan Batam, Kepulauan Riau. "Kalau di Jawa-Bali masih PSBB ketat. Kita bisa ke Batam. Itu memungkinkan kita gelar secara bubble. Karena lokasi lapangan dan tempat penginapan tidak terlalu jauh. Mungkin kita hanya perlu dua hotel saja, semua dikumpulkan di sana," kata dia.

"Kalau tidak ada pertandingan, kasihan pemain, pelatih, ofisial termasuk para pemilik klub. Karena ada sponsor yang tidak bisa kasih full. Selain itu kita butuh pertandingan untuk proyek percontohan, karena selama ini tidak ada event olahraga di Indonesia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement