Selasa 02 Feb 2021 15:39 WIB

Pemerintah Janji Bantu Peternak Atasi Anjloknya Harga Ayam

Kementan akan meningkatkan transparansi mengenai data unggas nasional.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Peternak memberikan pakan pada ayam boiler di Kampung Cipedes, Desa Cipanjalu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (27/5/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Peternak memberikan pakan pada ayam boiler di Kampung Cipedes, Desa Cipanjalu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (27/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah berjanji siap membantu para peternak ayam broiler yang tengah dihadapkan pada masalah anjloknya harga. Kementerian Pertanian juga menyatakan akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan agar kebijakan untuk melindungi peternak bisa diterapkan secara optimal.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nasrullah, mengatakan, pihaknya tengah melakukan perbaikan terhadap Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53 Tahun 2018 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Baca Juga

Seperti diketahui, pihaknya sejak akhir tahun lalu telah menjanjikan adanya kebijakan permanen di sektor unggas yang akan memfasilitasi para peternak maupun perusahaan pembibitan unggas terintegrasi.

"Kita lagi perbaiki, termasuk soal hilirisasinya, lalu pembangunan Rumah Potong Hewan Unggas, dan rantai dingin, itu sudah kita perketat di penilaiannya," kata Nasrullah di Bogor, Selasa (2/2).

Ia mengatakan, Kementan akan meningkatkan transparansi mengenai data unggas nasional. Termasuk untuk kebijakan-kebijakan seperti Surat Edaran yang selama ini dilakukan untuk meminta perusahaan terintegrasi memangkas produksi unggas.

Sebagaimana diketahui, masalah anjloknya harga selama ini diatasi dengan pemangkasan produksi bibit unggas di perusahaan terintegrasi sehingga akan mengurangi produksi ayam ras di pasaran.

"Saya dengan Pak Syailendra (Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag) juga akan siap melaksanakan. Kami selalu kontak-kontakan karena ingin betul-betul selesaikan bersama. Kita harus kompak," ujarnya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Syailendra, mengatakan, masalah anjloknya harga diawali dengan kelebihan pasokan grand parent stock atau indukan ayam galur murni, "Jadi importasinya sangat besar, dan saat ini diperparah dengan konsumsi yang sedang turun," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement