Rabu 03 Feb 2021 12:18 WIB

Dongeng Ceria, Hibur Anak Penyintas Gempa Mamuju

Masih banyak warga dan anak-anak yang terpaksa tinggal di pengungsian.

Red: Hiru Muhammad
Dalam situasi pascabencana, anak-anak menjadi pihak paling rentan mengalami trauma. Untuk itu, dibutuhkan pendampingan khusus secara psikologis bagi anak-anak yang menjadi korban bencana. Seperti yang terjadi di pengungsian korban gempa Mamuju-Majene, Sulawesi Barat.
Foto: istimewa
Dalam situasi pascabencana, anak-anak menjadi pihak paling rentan mengalami trauma. Untuk itu, dibutuhkan pendampingan khusus secara psikologis bagi anak-anak yang menjadi korban bencana. Seperti yang terjadi di pengungsian korban gempa Mamuju-Majene, Sulawesi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU--Dalam situasi pascabencana, anak-anak menjadi pihak paling rentan mengalami trauma. Untuk itu, dibutuhkan pendampingan khusus secara psikologis bagi anak-anak yang menjadi korban bencana. Seperti yang terjadi di pengungsian korban gempa Mamuju-Majene, Sulawesi Barat.

Hingga saat ini, masih banyak warga dan anak-anak yang terpaksa tinggal di pengungsian. Selain kebutuhan dasar seperti makanan hingga obat-obatan, kebutuhan trauma healing juga sangat dibutuhkan anak-anak.

Hal inilah yang dilakukan tim Dongeng Ceria di Kelurahan Rimuku, Kabupaten Mamuju. Tak hanya mendampingi anak-anak bermain dan belajar di posko Zona Anak, tim Dongeng Ceria pun menggalang dana untuk penyediaan selimut, hygiene kit, serta pangan sehat untuk 100 anak penyintas di Mamuju.“Prinsip respon kebencanaan Dongeng Ceria adalah sedikit tapi tuntas, kecil tapi fokus,” ungkap Kak Iman Surahman, founder Dongeng Ceria Indonesia.

Iman menjelaskan, tagline tim Dongeng Ceria dalam respon kebencanaan adalah "Mengubah tenda pengungsian menjadi bumi perkemahan." Jadi, lanjut Imam, anak-anak penyintas di zona anak Dongeng Ceria seperti layaknya sedang berkemah bukan seperti sedang mengungsi. Tujuannya adalah pengkondisian psikologis mereka, agar mereka pada akhirnya bisa ridho dan mendapat pelajaran dari apa yang mereka alami.

“Kita tidak meminta mereka melupakan, tetapi menjadikan apa yang menimpa mereka sebagai pelajaran. Kedepannya diharapkan mereka bisa menjadi bagian dari Anak Indonesia Cerdas Bencana,” seru Kak Iman.

Di lokasi zona anak, beber Iman, anak-anak mengikuti berbagai permainan dan dongeng yang dibawakan tim Dongeng Ceria. Kegiatan harian di zona anak antara lain olah raga atau senam pagi, dongeng boneka, permainan untuk trauma healing seperti menempelkan stiker cita-cita, menggambar, meniup balon, dan beragam aktivitas fisik lainnya.

Selain upaya psikologis, tim Dongeng Ceria juga menyiapkan camilan dan makanan berat yang sehat untuk anak-anak di zona anak ini, sehingga proses recovery anak-anak penyintas di sini bisa makin optimal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement