Rabu 03 Feb 2021 13:13 WIB

Ekonomi RI Minus 1,7 Persen, Luhut: Perlu Kerja Keras

Ada lima sektor utama yang sangat terpuruk selama tahun 2020.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan
Foto: Ist
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan secara rekapitulasi sepanjang 2020, pertumbuhan ekonomi di Indonesia minus 1,7 persen. Untuk bisa memperbaiki hal ini di tahun 2021 pemerintah perlu bekerja keras.

Luhut menjelaskan ada lima sektor utama yang sangat terpuruk selama pandemi covid-19 di 2020 kemarin. Semua industri manufaktur, pertambangan dan konstruksi mengalami penurunan yang tajam. Sedangkan sektor jasa seperti Hotel dan Restaurant juga terpuruk sampai minus 13 persen.

Baca Juga

"Bagaimana tahun ini? Kami semua tentu belum tau bagaimana. Tapi di semester pertama tahun ini kami pemerintah harus bekerja lebih keras untuk bisa memulihkan ekonomi," ujar Luhut di Mandiri Investmen Forum, Rabu (3/2).

Di tahun ini, Pemerintah menyadari bahwa backbone perekonomian Indonesia ditopang oleh kelompok UMKM. Ia mengatakan sektor telekomunikasi dan UMKM menjadi masih akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di tahun ini.

"Industri komunikasi, dan industri rumahan mampu bertahan hingga kuartal III tahun lalu. Menyumbang pertumbuhan positif hingga 10,8 persen.  Ini yang menyelamatkan pertumbuhan ekonomi kita," ujar Luhut.

Luhut berharap dengan adanya vaksin, bisa mendorong pergerakan ekonomi di tahun ini. Ia melihat adanya sinyal positif terutama di sektor jasa dengan melihat perkembangan yang cukup signifikan di akhir tahun lalu. Potensi ini bisa digenjot di tahun ini untuk bisa memulihkan ekonomi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement