Sabtu 06 Feb 2021 12:10 WIB

Saat Pembelajaran Jarak Jauh Menjadi Pilihan

Pembelajaran berbasis aktivitas melibatkan siswa untuk terlibat langsung

Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang murid mengikuti pembelajaran secara daring di Kelurahan Ampenan Tengah, Mataram, NTB, Selasa (26/1/2021). PLN NTB mencatat penjualan listrik di Provinsi NTB pada tahun 2020 sebesar 2.197,63 GWh (Gigawatt Hours) atau meningkat 12,69 persen bila dibandingkan tahun 2019 sebesar 1.950,13 GWh yang ditopang dari kebutuhan masyarakat akan listrik untuk kegiatan secara daring selama pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Seorang murid mengikuti pembelajaran secara daring di Kelurahan Ampenan Tengah, Mataram, NTB, Selasa (26/1/2021). PLN NTB mencatat penjualan listrik di Provinsi NTB pada tahun 2020 sebesar 2.197,63 GWh (Gigawatt Hours) atau meningkat 12,69 persen bila dibandingkan tahun 2019 sebesar 1.950,13 GWh yang ditopang dari kebutuhan masyarakat akan listrik untuk kegiatan secara daring selama pandemi COVID-19.

  Oleh Toni Suryaman (Pengajar SMPN 5 Tasikmalaya)

REPUBLIKA.CO.ID,Penyebaran Pandemi Covid-19 belakang  ini belum menunjukkan penurunan walau sudah sepuluh bulan berlalu. Penyebaran Covid-19 tidak hanya terkonsentrasi  di kota-kota besar, tetapi   sudah menyebar jauh ke pelosok  perkampungan. Kesadaran masyarakat akan bahaya penyebaran Covid-19 sering diabaikan.

Tidak heran, Kasus positif menunjukkan peningkatan angka fantastis dari waktu ke waktu. Pada Kamis (4/2), jumlah kasus positif sudah mencapai 11.434 kasus. Ditambah lagi dengan data  ditemukannya klaster-klaster   baru di kawasan pesantren.  Ratusan santri terpapar meskipun  pengurus pesantren sudah menerapkan protokol kesehatan secara  ketat.

Tentu saja hal  ini menjadi  kekhawatiran tersendiri.  Tidak hanya pada bidang sosial dan ekonomi  namun berdampak juga pada  bidang pendidikan. Rencana pemerintah dengan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama  (SKB)  4  Menteri    tentang  Panduan  pembelajaran  pada semester Genap  Tahun ajaran 2020/2021  di Masa  Pandemi  covid-19 yang diumumkan 20  November 2020 sementara ditangguhkan.  Pemerintah melalui  Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim,  resmi membatalkan  pembelajaran  tatap muka.  Dampak dari keputusan ini  maka pembelajaran bagi peserta didik  semester genap   kembali diarahkan pada  pembelajaran jarak jauh.

Berdasarkan keputusan tersebut,  pihak sekolah kembali mempersiapkan pembelajaran jarak jauh dengan segudang permasalahan yang belum terpecahkan. Permasalahan tersebut  antara lain  mulai dari masih minimnya sarana .  Banyak anak-anak yang  tidak menikmati PJJ secara online karena tidak memiliki gadget dan kuota  ditambah lagi dengan jaringan  yang kurang mendukung,

Sejalan dengan pernyataan KPAI yang disampaikan secara langsung oleh salah satu komisioner KPAI, Retno Listyarti, selasa  11 Mei 2020 mengatakan bahwa akses listrik, internet dan kemampuan membeli dan menggunakan komputer atau ponsel yang layak untuk belajar jarak jauh sangat tidak memadai, bahkan masih menjadi kendala bagi peserta didik. Karena masih banyak peserta didik yang tidak memiliki keluasan akses untuk mengikuti pembelajaran secara online dan ekonomi peserta didik yang berbeda dengan lainnya. KPAI juga membeuat kesimpulan, PJJ telah membuat sebagian dari peserta didik kelelahan kurang istirahat dan stress.  Dan ini juga menimbulkan kesenjangan antarsiswa dari sisi ekonomi. Sehingga tak heran jika KPAI menilai bahwa PJJ hanya dimiliki orang yang berada.

Meski demikian pemerintah kembali memilih solusi melaksanakan pembelajaran jarak jauh.    Pembelajaran jarak jauh   masih dianggap  menjadi pilihan yang  dianggap tepat di masa pandemi ini.   Tentu saja bagi  para pendidik pemilihan  pembelajaran jarak jauh   di masa pandemi  merupakan 

Kita bisa belajar dari pembelajaran jarak jauh pada semester ganjil, Dengan demikian, para peserta didik mampu menguasai materi yang diberikan. Bagaimana dan apa yang harus dilakukan guru ketika PJJ menjadi sebuah pilihan?

Guru seyogya harus kembali berpikir bagaimana merancang pembelajaran yang bermakna sehingga  dapat menyajikan pembelajaran jarak jauh yang menarik  siswa .Perancangan pembelajaran dirancang tidak hanya bagi peserta yang memiliki fasilitas  yang bisa mengikuti kegiatan daring, namun juga dapat memberikan  pelayanan bagi mereka yang tidak bisa  melakukan daring karena keterbatasan  sarana yang   mereka miliki. Pembelajaran jarak jauh hendaknya dikembalikan pada prinsip  utama yaitu  pada kesehatan dan keselamatan, pengalaman belajar yang bermakna, fokus pada kecakapan hidup, pembelajaran inklusi yang  sesuai dengan usia dan jenjangnya,  tugas  yang diberikan  bervariasi serta   melakukan komunikasi interaktif dan saling memberi umpan balik. 

Kreativitas guru dalam  menerapkan prinsip  pembelajaran  jarak jauh dipastikan menjadi kunci utama keberhasilan  guru dalam menyampaikan pembelajaran di masa pandemi. Guru diharapkan bisa  menyelenggarakan  pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (online) menggunakan gawai dan aplikasi pembelajaran. maupun pembelajaran jarak jauh  luar jaringan (luring) menggunakan televisi, radio, modul pembelajaran mandiri dan lembar kerja. 

Rancangan Pembelajaran Berbasis Aktivitas (PBA) yang diluncurkan Kemdikbud merupakan pedoman penyusuanan rancangan pembelajaran di masa Pandemi.  Perancangan pembelajaran ini memberikan arahan bagaimana guru  menyusun rancangan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Pembelajaran disusun secara cermat melibatkan aktivitas peserta didik.

 Pembelajaran berbasis aktivitas  melibatkan siswa untuk terlibat langsung. Siswa diberikan aktivitas yang terukur sesuai materi pembelajaran. siswa tidak lagi dibebankan dengan berbagai tugas yang  membuat anak merasa bosan dan  tertekan.  Rancangan  pembelajaran berbasis aktivitas ini mengajak siswa untuk terlibat aktif  dalam  proses pembelajaran tanpa merasa terbebani. Cara pembelajaran ini diharapkan akan memberikan energi positif yang menjadikan pembelajaran  lebih interaktif.

Pengoptimalkan Pemanfaatan fasilitas belajar akun belajar.id dari kemdikbud diprediksi dapat membantu siswa  lebih  interaktif dalam belajar. Selain itu pun guru hendaknya lebih banyak memanfaatkan  sumber  dan media yang disediakan pemerintah.

Diharapkan dengan  memperhatikan  prinsip–prinsip pembelajaran jarak jauh  dan kreativitas guru dalam merancang  pembelajaran  berbasis aktivitas dapat meminimalisasi  kekurangan dan kendala yang dialami  pembelajaran jarak jauh pada masa lalu.  Pembelajaran jarak  jauh tidak lagi milik   peserta didik yang memiliki  kelengkapan fasilitas namun  juga dapat dinikmati oleh mereka yang tidak memiliki fasilitas, sehingga keberhasilan pembelajaran di masa pandemi dapat dirasakan  semua pihak.   

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement