Ahad 07 Feb 2021 09:50 WIB

BEI: Investor Respons Positif IPO BUMN

36 persen transaksi saham di BEI adalah jual-beli saham BUMN.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai aksi penawaran umum perdana (IPO) yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapatkan respons yang positif dari investor. Hal ini tercermin dari aktivitas transaksi di saham-saham emiten pelat merah tersebut.
Foto: Antara/Reno Esnir
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai aksi penawaran umum perdana (IPO) yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapatkan respons yang positif dari investor. Hal ini tercermin dari aktivitas transaksi di saham-saham emiten pelat merah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai aksi penawaran umum perdana (IPO) yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapatkan respons yang positif dari investor. Hal ini tercermin dari aktivitas transaksi di saham-saham emiten pelat merah tersebut. 

"IPO BUMN maupun Anak BUMN sampai dengan saat ini sangat disambut baik oleh investor, hal ini tercermin dari cukup aktifnya saham-saham yang ditransaksikan oleh para investor," kata Direktur Penilai Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, akhir pekan ini. 

Baca Juga

Berdasarkan data BEI, sepanjang kuartal I sampai kuartal III tahun lalu, sebesar 36,13 persen nilai transaksi saham di BEI berasal dari transaksi jual-beli saham perusahaan BUMN dan Anak BUMN. Saat ini kapitalisasi pasar saham BUMN dan Anak BUMN memiliki porsi 25,8 persen terhadap seluruh kapitalisasi pasar saham-saham tercatat di BEI. 

Dengan IPO dan mencatatkan saham di BEI, menurut Nyoman, BUMN mendatangkan manfaat bagi berbagai pihak. Dari sisi perusahaan, IPO dapat membantu BUMN untuk memperoleh pendanaan yang berkelanjutan, menciptakan kemandirian perusahaan, meningkatkan profitabilitas serta efisiensi, dan juga memperkuat tata kelola perusahaan. 

Selain itu, IPO BUMN juga memberikan manfaat bagi Pasar Modal. "Bagi Pasar Modal, IPO BUMN juga dapat meningkatkan likuiditas pasar modal dan menambah opsi sarana investasi bagi para investor pasar modal," kata Nyoman.

Bagi pemerintah, Nyoman menambahkan, semakin banyaknya BUMN yang menjadi perusahaan publik diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini tentunya akan meningkatkan kontribusi terhadap APBN dalam bentuk dividen dan pajak bagi negara. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian BUMN, penerimaan negara yang bersumber dari BUMN mencapai Rp280 triliun. Angka tersebut setara dengan 18 persen terhadap realisasi total penerimaan negara dari perpajakan tahun 2019 yang sebesar Rp 1.545,3 triliun. 

Bagi masyarakat luas dan ekonomi secara nasional, keberadaan BUMN sebagai perusahaan terbuka selain diharapkan dapat menjadi sarana optimalisasi alokasi sumber daya yang tersedia dan penyerapan tenaga kerja, emiten BUMN juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi masyarakat Indonesia melalui proses pemerataan kepemilikan perusahaan negara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement