Selasa 16 Feb 2021 14:25 WIB

Kemendikbud akan Setop Bantuan untuk Program D-3

Bantuan dari pemerintah akan difokuskan pada program D4 dan SMK-D-2 fast track.

Red: Andri Saubani
Ditektur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto (kanan).
Foto: Humas Kemendikbud
Ditektur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan ke depannya, program diploma tiga (D-3) tidak lagi mendapatkan bantuan dana dari pemerintah untuk pengembangan program studi tersebut. Bantuan akan difokuskan pada program D-4 dan SMK-D-2 fast track.

“Dukungan pengembangan program studi baru ke depannya tidak untuk pengembangan D-3, tetapi untuk D-4 dan SMK-D-2 fast track,” ujar Dirjen Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto dalam webinar “Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan” yang dipantau di Jakarta, Selasa (16/2).

Baca Juga

Wikan mendorong agar Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) yang memiliki program studi D3 untuk ditingkatkan menjadi D4. Salah satu syaratnya adalah kerja sama dengan industri maupun UMKM serta pemerintah daerah.

“Mulai tahun ini sampai empat tahun ke depan, kebijakan dukungan pendidikan vokasi tidak diarahkan untuk D3. Mohon maaf, kebijakan ini tidak mendukung program D3 secara pendanaan,” tambah dia.

Dalam waktu dekat, Kemendikbud akan bersurat pada industri untuk mengenal program D4 atau sarjana terapan itu. Wikan memaklumi jika masih ada pihak industri yang belum mengenal program sarjana terapan karena merupakan program baru.

Melalui program D4 tersebut, dia berharap dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. “Serta memungkinkan riset terapan berupa produk bukan hanya tulisan," katanya.

Wikan mengingatkan bahwa yang “dijual” perguruan tinggi vokasi bukan program D4 melainkan kompetensi yang didapatkan para mahasiswa. Program D4 sama halnya dengan program S1 atau sarjana, namun lebih banyak praktik dibandingkan teori.

Dalam progra D4, persentasenya 60 persen praktik dan 40 persen teori. Selain itu, kompetensi yang perlu dibekali lebih banyak kompetensi nonteknis dibandingkan kompetensi teknis.

"Program D4 ini harus 'dimasak' bersama dengan industri, mulai dari kurikulum, dosen, magang, hingga sertifikasi, sehingga menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement