Kamis 18 Feb 2021 21:48 WIB

Pencegahan Stunting Butuh Peran Banyak Pihak

Harapannya, peran tersebut akan saling mendukung dan melengkapi upaya penanganannya.

Red: Agung Sasongko
Refleksi pengendara motor melintas di dekat mural stunting di Jakarta, Rabu (16/12/2020). Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyatakan berdasarkan data saat ini angka stunting di Indonesia masih sebesar 27,9 persen, sementara target angka stunting yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sebesar 14 persen pada 2024.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Refleksi pengendara motor melintas di dekat mural stunting di Jakarta, Rabu (16/12/2020). Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyatakan berdasarkan data saat ini angka stunting di Indonesia masih sebesar 27,9 persen, sementara target angka stunting yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sebesar 14 persen pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan stunting membutuhkan peran banyak pihak. Harapannya, melalui peran tersebut, akan saling mendukung dan melengkapi upaya penanganannya.

Misalnya, pencegahan stunting sudah jamak akan lebih baik dengan banyak pelibatan organisasi masyarakat. Hal tersebut diungkap Dokter dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU), dr Hj Citra Fitri Agustina.

Baca Juga

“Sehingga edukasi pencegahan stunting akan mudah disebarkan, karena santri misalnya lebih mendengarkan kata gurunya, kata kiainya. Edukasi pencegahan stunting ini lebih tepat dan sampai ke sasaran,"katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/2).

Ia pun mengapresiasi kerja sama BKKBN dengan Fatayat NU dalam pencegahan stunting. Selain itu, kerja sama dengan ormas, lembaga NU atau paguyuban juga harus diterapkan.

Selain itu, peran suami dan istri dalam pencegahan stunting juga diperlukan.

“Pencegahan stunting jangan hanya menyalahkan perempuan. Selama ini yang terus diintervensi adalah ibu. Misalnya, ibu diminta makan telur selama hamil,” kata dokter Civi, sapaan akrabnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement