Jumat 19 Feb 2021 17:55 WIB

Menhan Nigeria Minta Warga tak Jadi Pengecut Lawan Bandit

Pernyataan Menhan Nigeria menuai kritik keras dari aktivis.

Red: Teguh Firmansyah
 Siswa yang dibebaskan duduk bersama di Government House dengan siswa lain dari sekolah Menengah Sains Pemerintah, di Kankara, Negara Bagian Katsina, Nigeria, 18 Desember 2020. Sekitar 300 anak sekolah Nigeria dibebaskan setelah diculik dari sekolah mereka di barat laut Nigeria dalam serangan yang diklaim oleh kelompok teroris Islam Boko Haram, meskipun belum jelas apakah masih banyak siswa yang masih berada di tangan penculik mereka.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Siswa yang dibebaskan duduk bersama di Government House dengan siswa lain dari sekolah Menengah Sains Pemerintah, di Kankara, Negara Bagian Katsina, Nigeria, 18 Desember 2020. Sekitar 300 anak sekolah Nigeria dibebaskan setelah diculik dari sekolah mereka di barat laut Nigeria dalam serangan yang diklaim oleh kelompok teroris Islam Boko Haram, meskipun belum jelas apakah masih banyak siswa yang masih berada di tangan penculik mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Menteri Pertahanan Nigeria Bashir Salihi Magashi memicu kritik publik karena mendesak warga Nigeria tidak menjadi pengecut dan melawan para bandit bersenjata. Pernyataan itu disampaikan pada Rabu (17/2), beberapa jam setelah pria bersenjata menculik puluhan orang, termasuk 27 siswa dari sekolah menengah Ilmu Pemerintah di distrik Kagara di negara bagian utara-tengah Nigeria.

"Kita seharusnya tidak menjadi pengecut," ujarnya Menhan Nigeria itu mengatakan kepada wartawan,

Baca Juga

"Saya tidak tahu mengapa orang lari dari hal-hal kecil dan benar-benar kecil seperti itu. Mereka harus berdiri. Biarlah orang-orang (para bandit) ini tahu bahwa penduduk desa pun punya kompetensi dan kemampuan untuk membela diri," kata Magashi yang merupakan seorang pensiunan mayor angkatan darat Nigeria itu.

Sementara itu, pasukan keamanan memulai misi untuk menyelamatkan 42 orang yang diculik dari sebuah sekolah berasrama pekan ini. Kepolisian Nigeria, dalam sebuah pernyataan pada Kamis, mengatakan misi pencarian dan penyelamatan besar-besaran sedang dilakukan bersama dengan militer. Mereka mengerahkan helikopter, pasukan unit kontra intelijen dan agen intelijen telah dikerahkan.

Para pejabat Pemerintah Negara Bagian Niger yakin serangan itu dilakukan oleh "bandit" -- istilah yang digunakan di Nigeria untuk menggambarkan geng bersenjata yang menyerang komunitas dan menculik untuk mendapatkan uang tebusan. Serentetan serangan telah dilakukan oleh kelompok-kelompok "bandit" tersebut pada tahun lalu.

Komentar Menhan menuai kritik luas. "Orang tidak bisa membela diri dengan tangan kosong saat berhadapan dengan bandit yang semakin banyak memperoleh senjata yang lebih canggih," kata Isa Sanusi, juru bicara kelompok hak asasi Amnesty International.

Sanusi mengatakan, pihak berwenang Nigeria memiliki kewajiban untuk melindungi nyawa dan harta benda rakyat dan tidak seharusnya "menyalahkan rakyat".

Setelah Menhan Nigeria menyampaikan komentar tersebut, banyak orang mengungkapkan kekesalannya di media sosial. Kayode Ogundamisi, seorang komentator urusan Nigeria dengan hampir 600 ribu pengikut di Twitter, membuat cicitannya: "Sederhananya, dia (Magashi,red) mengatakan bahwa ANDA HARUS HADAPI SENDIRI!"

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement