Jumat 19 Feb 2021 23:15 WIB

Pasien Covid-19 di Bogor Kabur Lewat Jendela

Pasien sempat kabur dari lantai 2 RS Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tenaga medis. Ilustrasi
Foto: ANTARA/Fauzan
Tenaga medis. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Seorang pasien Covid-19 dilaporkan kabur dari ruangan isolasinya di lantai 2 Rumah Sakit Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.  Pasien kemudian ditangkap kembali oleh petugas saat berjalan di tengah jalan raya.

Komisaris Utama RS Sentosa, Kolonel (Purn.) Frits mengatakan, pasien laki-laki berusia sekitar 54 tahun tersebut loncat dari jendela kamarnya pada Kamis (18/2) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Saat kejadian, petugas yang tengah melakukan patroli mendengar suara jatuh.

“Setelah diteliti oleh security, ternyata dari lantai 2 pasien tersebut loncat dari jendela, turun ke bawah, melewati tembok RS, dan lari ke perumahan masyarakat di balik tembok tersebut,” ujar Frits kepada Republika.co.id, Jumat (19/2).

Kemudian, lanjutnya, petugas melakukan konsolidasi sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) milik RS Sentosa. Tim penanganan Covid-19 RS pun segera melaksanakan penelusuran untuk mencari pasien tersebut.

Frits mengatakan, pasien ditangkap 15 menit setelah penelusuran saat tengah berada di jalan raya. “Dan pada saat kami mendekati, pasien tersebut melarikan diri, tapi bisa diamankan. Akhirnya dikembalikan ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan yg lebih mendetail lagi,” jelasnya.

Saat ini, Frits menjelaskan, pasien tersebut sudah kembali menjalani isolasinya di ruang khusus Covid-19. Sebelumnya, yang bersangkutan telah dirawat selama empat hari di RS Sentosa.

Berdasarkan pengakuannya, pasien tersebut sering mengalami gangguan di pikirannya yang berkaitan dengan makhluk halus. Namun, Frits menjelaskan, secara medis hal yang dialami pasien merupakan gangguan psikologi.

Apalagi, pasien tersebut merupakan pasien Covid-19 sehingga ada kemungkinan psikologis pasien terganggu akibat adanya penurunan imun. Tak hanya itu, lanjut Frits, ada kemungkinan jika pasien memang sudah memiliki riwayat psikotik sebelumnya. Sehingga, pihak RS Sentosa akan melaksanakan pemeriksaan psikologis terhadap pasien.

“Kalau masalah psikologi kan itu sangat besar range-nya. Itu rencana (pemeriksaan psikologis) baru mau kita lalukan. Untuk itu kita mau konsulkan ke psikologi, karena kami tidak punya psikiatri. Harusnya ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi,” tuturnya.

Tak hanya itu, ujarnya, RS Sentosa juga akan memperketat penjagaan terhadap pasien RS. Serta membuat SOP baru agar pasien lebih terawasi.

“Pasti kita memang dengan ada ini kita akhirnya akan lebih perketat. Kemudian memang SOP yang kita sudah buat bahwa kita betul-betul lebih melaksanakan lebih benar dan lebih terawasi gitu,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement