Selasa 23 Feb 2021 11:46 WIB

Gubernur Banten Tekankan Perlunya Normalisasi Kali Angke

Di Tangerang Raya terdapat sebanyak 55 kelurahan terkena banjir.

Rep: Eva Rianti / Red: Andi Nur Aminah
Petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat banjir di Total Persada, Periuk, Kota Tangerang, Banten, Senin (22/2/2021). Memasuki hari ketiga, kawasan tersebut masih terendam banjir hingga setinggi 2,5 meter akibat luapan Kali Leduk.
Foto: ANTARA/Fauzan
Petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat banjir di Total Persada, Periuk, Kota Tangerang, Banten, Senin (22/2/2021). Memasuki hari ketiga, kawasan tersebut masih terendam banjir hingga setinggi 2,5 meter akibat luapan Kali Leduk.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Gubernur Banten Wahidin Halim mengungkapkan perlu dilakukannya normalisasi Kali Angke untuk mencegah banjir yang kerap terjadi di wilayah Tangerang Raya. Hal itu diungkapkan dalam telekonferensi rakor penanganan bencana banjir di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, baru-baru ini. 

Wahidin menyampaikan, untuk wilayah Provinsi Banten, di Tangerang Raya terdapat sebanyak 55 kelurahan terkena banjir. Sebagian daerah yang menjadi langganan banjir saban tahun diantaranya Kecamatan Periuk, seperti di Periuk Damai dan Total Persada yang lokasinya persis di dekat Kali Angke. 

Baca Juga

"Yang perlu dilakukan ke depan bagaimana menormaliasi sungai Kali Angke karena kontribusinya cukup besar untuk terulangnya banjir lagi. Kami juga sedang melakukan normalisasi situ-situ," ujar Wahidin. 

Dia mengungkapkan, pemerintah daerah telah melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi dan menangani banjir, seperti dengan memanfaatkan pompa air. Namun, upaya normalisasi Kali Angke dinilai akan lebih solutif. 

"Penanganannya sudah kita lakukan dengan memasang pompa. Namun, kalau hujan besar di hulu kita tidak bisa mencegah. Pernah kita tawarkan relokasi, namun masyarakat menolak dengan alasan sudah betah," jelasnya. 

Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah juga menyampaikan, dalam dua tahun belakangan ini curah hujan dan limpasan air dari wilayah luar Kota Tangerang menjadi penyebab banjir dengan skala besar melanda Kota Tangerang. "Setelah kurun waktu lima tahun belakangan terbebas dari banjir," ujar dia.

Arief meminta perlunya bantuan penanganan banjir yang bersifat permanen dari pemerintah pusat, menyusul terjadinya banjir yang cukup besar di wilayahnya sejak Sabtu (20/2). Bantuan tersebut, kata dia meliputi upaya normalisasi sungai-sungai besar. "Seperti normalisasi tiga sungai besar yakni Cisadane, Cirarab dan Angke serta dua anak sungai Ledug dang Sabi," ujar Arief dalam keterangan resmi. 

Arief mengatakan, pihaknya telah mengupayakan berbagai hal terkait penanganan banjir. Diantaranya, pengosongan tandon, embung, situ, hingga pada danau dan pengoperasian enam pintu dari tujuh pintu air yang ada serta pembangunan turap di beberapa titik. Namun, dia tetap berharap sokongan dari pemerintah pusat. "Tetap kita usahakan yang terbaik, namun saya terus berkoordinasi dan berharap adanya campur tangan dari pemerintah pusat,” terangnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement