Kamis 04 Mar 2021 17:16 WIB

OJK Dorong Bank Kecil Terapkan Kecerdasaan Buatan

Kecerdasan buatan dinilai dapat menekan anggaran dan memudahkan akses nasabah.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
ilustrasi:kecerdasan buatan - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri jasa keuangan khususnya perbankan kecil untuk menerapkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
ilustrasi:kecerdasan buatan - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri jasa keuangan khususnya perbankan kecil untuk menerapkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri jasa keuangan khususnya perbankan kecil untuk menerapkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Kepala OJK Institute Agus Sugiarto mengatakan penerapan AI dapat memberikan manfaat yang luar biasa baik dari sisi penghematan anggaran hingga kemudahan akses bagi para nasabah.

“Dengan AI bisa lebih menekan cost dan bisa lebih menerapkan regulasi. Maka begitu, tentunya bisa semakin diterapkan industri bank kecil,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (4/2).

Menurutnya penerapan AI dapat memberikan banyak manfaat, termasuk bagi bank-bank kecil yang hendak meningkatkan skala usaha. Tak hanya dari sisi operasional, penerapan kecerdasan buatan juga menekan biaya dana atau cost of fund dan menghemat anggaran. 

“Nasabah pun akan sangat diuntungkan karena bisa mengakses layanan keuangan hanya dalam ponsel. Dengan AI bisa lebih menekan cost dan bisa lebih menerapkan regulasi," ucapnya.

Sementara Direktur Digital dan TI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Indra Utoyo menambahkan pandemi covid mendorong seluruh sektor agar bertransformasi ke digital tak terkecuali bagi perbankan. Setidaknya terdapat beberapa manfaat yang bisa digunakan industri dalam memanfaatkan AI.

“Manfaat AI dibagi tiga kelompok bisnis, yaitu manfaat bagi produk dan services kita akan jauh lebih baik, serta bisa engagement dengan pengguna bisa memberikan solusi relevan,” ucapnya.

Dari sisi insight, AI mampu memberikan pandangan maupun pola prediksi dalam sebuah keputusan strategis yang hendak diambil.

"Survei menunjukkan bahwa eksekutif mengatakan, peran AI yang paling dominan adalah enhancing produknya. AI yang berlandaskan data membuat kita mampu mengambil kebijakan strategis yang lebih baik bagi pengembangan bisnis," ungkapnya.

Pemerintah juga telah membentuk strategi nasional kecerdasan artifisial Indonesia dengan lima bidang prioritas, yaitu layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta smart city.

Dalam rencana induk pembangunan industri nasional 2015-2035, disebutkan juga beberapa layanan di sektor unggulan yang perlu diterapkan AI yaitu layanan publik, pertanian dan maritim, energi dan utilitas, rantai pasok, pertahanan dan keamanan, serta keuangan dan ritel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement