Kamis 04 Mar 2021 17:50 WIB

Menuju Transformasi Transaksi Tol Nirsentuh

Implementasi 50 persen transaksi tol nirsentuh ditargetkan pada 2022.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Palimanan, Cirebon, Kamis (26/11). Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) pada akhirnya membawa Indonesia bersiap menuju transformasi transaksi tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Palimanan, Cirebon, Kamis (26/11). Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) pada akhirnya membawa Indonesia bersiap menuju transformasi transaksi tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) pada akhirnya membawa Indonesia bersiap menuju transformasi transaksi tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF). Semua berawal sejak Bank Indonesia (BI) mencanangkan GNNT pada 14 Agustus 2014.

GNTT ditindaklanjuti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan menerapkan elektronifikasi pembayaran tol. PT Jasa Marga (Persero) Tbk pun mulai gencar menerapkan GNNT di gerbang tolnya secara bertahap sejak 2017 hingga saat ini transaksi menggunakan uang elektronik.

Baca Juga

Awal elektronifikasi tersebut justru berdampak besar. Saat ini, transaksi tol nirsentuh pada akhirnya sudah ditetapkan penerapannya dan pemerintah bersama badan usaha jalan tol (BUJT) mulai bersiap. Elektronifikasi yang sudah dimulai sejak empat tahun lalu itu juga sangat membantu saat sekarang Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19.

Elektronifikasi yang sempat mengundang pro dan kontra pada akhirnya memberikan keuntungan tersendiri di tengah pandemi. Selain menambah kelancaran arus lalu lintas, pada masa pandemi sekarang, pengguna jalan tol masih bisa terjaga dengan tidak melakukan transaksi secara fisik saat pembayaran di gerbang tol hingga tak perlu lagi bersentuhan dengan uang tunai.

Pemerintah pun terus memperluas penerapan elektronifikasi. Salah satu kesepakatan yang dilakukan pada Mei 2019 yakni penerapan transaksi tol nirsentuh untuk mendapatkan waktu antrean mendekati dua hingga nol detik.

Tak perlu berhenti, nantinya kendaraan hanya perlu melintas saja di setiap gerbang tol. Dengan teknologi berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS), kendaraan yang sudah diintegrasikan dengan sistem tersebut hanya perlu melintas seperti di tol Singapura, lalu saldo pada uang elektroniknya akan berkurang otomatis.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru memastikan akan mendukung rencana pemerintah tersebut. Terlebih jika hal tersebut juga berdampak positif terhadap pelayanan yang dilakukan Jasa Marga.

"Setiap upaya untuk peningkatan pelayanan seperti rencana implementasi MLFF sangat kami dukung," kata Dwimawan kepada Republika.co.id, Kamis (4/3).

Dwimawan memastikan, pada dasarnya, Jasa Marga senantiasa berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jalan. Dengan begitu, Dwimawan mengatakan, Jasa Marga berkepentingan untuk turut mengembangkan teknologi transaksi di jalan tol.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement