Selasa 16 Mar 2021 06:58 WIB

Wakil Ketua MPR Minta Sekolah Tatap Muka Dipersiapkan Detail

Pelaksanaan belajar tatap muka harus bercermin dari klaster pendidikan Tasikmalaya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat
Foto: istimewa
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Nasdem Lestari Moerdijat meminta agar persiapan proses belajar tatap muka di sekolah harus didukung teknis pelaksanaan secara rinci. Khususnya, terkait faktor kesehatan lingkungan sekolah dan keamanan bagi peserta didik dan pengajar.

"Uji coba proses belajar tatap muka pada masa pandemi di sejumlah daerah harus benar-benar dipersiapkan dengan baik, secara teknis maupun kesiapan dari para pelaksananya di lapangan," ujar Lestari lewat keterangan tertulisnya, Senin (15/3).

Baca Juga

Sebab, ia tak ingin semangat untuk kembali ke sekolah di masa pandemi Covid-19 malah membuat segala aturan menjadi longgar dan sekolah menjadi kluster baru penyebaran Covid 19. Rencana pelaksanaan belajar tatap muka di sekolah harus bercermin dari peristiwa munculnya klaster baru di lingkungan pendidikan Kota Tasikmalaya. 

Peristiwa itu menyebabkan 20 orang positif Covid-19 dari satu sekolah di wilayah Kecamatan Tamansari, Tasikmalaya. "Pelaksanaan belajar tatap muka di sekolah tidak hanya membutuhkan kesiapan teknis semata, seperti kesiapan sarana kesehatan seperti fasilitas cuci tangan, sabun, masker dan sejumlah fasilitas agar para siswa serta guru selalu dalam jarak aman saat berinteraksi," ujar Lestari.

Perilaku siswa dan tenaga pengajar diharapkannya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Para pemangku kepentingan di sekolah juga harus mampu menegakkan standar kesehatan yang ketat di lingkungan sekolah.

Baca juga : 647 RT di Kota Bekasi Masih Berada di Wilayah Zona Merah

"Pelajaran penting bagi Kemendikbud yang berniat membuka sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru nanti adalah mengatur secara rinci mengenai standar kesehatan pada penyelenggraan sekolah tatap muka," ujar Lestari.

Diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, bahwa pembelajaran tatap muka bisa dimulai setelah vaksinasi Covid-19 pada guru selesai dilaksanakan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan vaksinasi Covid-19 pada sekitar 5 juta guru bisa selesai pada Juni 2021.

"Kalau kita bisa menyelesaikan vaksinasi ini sampai dengan akhir bulan Juni, maka tahun ajaran berikutnya, pada Juli, bisa melakukan pembelajaran tatap muka," ujar Nadiem. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement