Jumat 19 Mar 2021 15:40 WIB

Zona Merah di Jakarta Selatan Sudah Nihil

Penurunan kasus di Jakarta Selatan terasa sejak PPKM mikro kedua.

Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Covid-19. Kawasan Jakarta Selatan sudah bebas dari zona merah penyebaran Covid-19.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Kawasan Jakarta Selatan sudah bebas dari zona merah penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Azis Andriansyah, menyatakan, wilayahnya sudah nihil zona merah penyebaran Covid-19. Hal itu berkat sinergi program pemerintah dengan Kampung Tangguh Jaya (KTJ) yang dilaksanakan kepolisian.

"Kalau menggunakan data PPKM Mikro yang berbasis RT di seluruh Jakarta Selatan, sudah tidak ada yang zona merah," kata Azis Andriansyah di Polsek Cilandak, Jumat (19/3). Sinergi tersebut, yakni program pemerintah melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro, vaksinasi dengan KTJ.

Baca Juga

Ia menilai, program tersebut memiliki andil dalam mengendalikan penyebaran Covid-19. Sebelumnya kasus positif aktif di Jakarta Selatan mencapai sekitar 5.000 kasus dan kini sudah menurun mencapai sekitar 1.400 kasus.

"Sekali lagi, kita belum tahu analisisnya dari mana (penurunan kasus) ini yang menyebabkan turun tapi apa yang dilakukan pemerintah dan Kepolisian, saya yakin tidak sia-sia baik PPKM mikro, vaksinasi dan KTJ itu," katanya.

KTJ memiliki peran dalam pengendalian penyebaran Covid-19 dengan mengajak warga menerapkan protokol kesehatan, termasuk di dalamnya ada Polisi RW. Tugas Polisi RW di antaranya mencatat data warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dalam sistem aplikasi KTJ dan memastikan KTJ berjalan dengan optimal.

Saat ini KTJ di Jakarta Selatan mencapai 128 titik di sejumlah RW. Mantan kapolres Depok itu menambahkan, zona merah di wilayah Jaksel mulai menurun sejak penerapan PPKM Mikro kedua 26 Januari-8 Februari 2021.

Meski zona merah di Jaksel sudah nihil, namun masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan. "PPKM Mikro dan KTJ saat ini sangat efektif tapi kita jangan terlena, mentang-mentang turun terus terlena, kendor protokol kesehatannya, takutnya muncul 'second wave'," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement