Senin 22 Mar 2021 02:47 WIB

Tradisi di Ponorogo, Bayar Pakai Gabah dapat Gorengan dan Kopi

Tradisi di Ponorogo, Bayar Pakai Gabah dapat Gorengan dan Kopi

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
Tradisi di Ponorogo, Bayar Pakai Gabah dapat Gorengan dan Kopi
Tradisi di Ponorogo, Bayar Pakai Gabah dapat Gorengan dan Kopi

jatimnow.com - Transaksi barter diterapkan oleh para pedagang kopi yang menjajakan dagangannya dengan cara dipikul kepada pemilik sawah di Bumi Reog.

Salah satu pedagang kopi keliling itu adalah Suraji. Ia bersama 4 rekannya sesama penjual kopi menjajakan dagangannya kepada para pemilik sawah di Desa Pijeran, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo.

Baca Juga

Para pemilik sawah meminta para pedagang untuk menyediakan kopi serta jajanan bagi para buruh tani dan pembayarannya menggunakan gabah atau padi hasil panen.

"Saya sudah 10 tahun menggeluti usaha ini," kata Suraji, Minggu (20/3/2021).

Ia menyebut, kopi keliling itu meneruskan hasil usaha orang tuanya yang kini tidak lagi kuat untuk bekerja.

Jika panen padi di Ponorogo, biasanya dirinya berjualan kopi keliling selama satu bulan untuk berdagang. Bila belum panen padi, maka dirinya bekerja sebagai sebagai buruh tani.

"Saya menjajakan kopi saat panen raya tiba. Kalau nggak dagang, ya buruh tani," ujar dia.

Selain wedang kopi, dirinya juga membawa teh dan susu serta jajanan tradisional. Dirinya keliling mulai pukul 07.00 Wib hingga pukul 13.00 Wib. Diakuinya, dalam sehari dirinya mampu menjual 50 gelas kopi.

Namun untuk penghasilan barter hasil padi, Suraji mengaku itu ditentukan dari kebaikan hati si pemilik sawah. Menurunya jika ketemu yang dermawan, dirinya bakal dapat banyak.

"Kalau pemilik sawah baik hati, biasanya mengasih banyak. Tapi kalau yang pelit, ya ngasih gabahnya sedikit. Kenapa barter, karena ini meneruskan tradisi. Sehari, saya bisa dapat 50 kilogram gabah," tandasnya.

Salah satu pemilik sawah, Kateno mengaku senang dengan tradisi itu. Menurutnya, dengan barter dirinya tidak repot untuk mengurusi mencarikan jajanan dan kopi bagi para buruh.

"Lumayan terbantu, ini kan tradisi," kata Kateno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement