Ahad 21 Mar 2021 23:49 WIB

Menkop Ajak Masyarakat Membeli Brand Lokal Unggulan Jabar

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia di Jabar akan digelar mulai April 2021

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan, digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kunci kebangkitan UMKM pada era new normal. Maka pemerintah terus mendorong UMKM go digital melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). 

"Digitalisasi UMKM tidak hanya sebatas pada tahap on boarding UMKM ke platform e-commerce. Hanya saja bagaimana agar UMKM tersebut mampu berkompetisi dan bertahan di ekosistem digital," ujar Teten, pada persiapan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Jawa Barat, di Kota Bandung, Ahad (21/3). 

Gernas BBI di Jabar akan digelar mulai April 2021 dengan tagline UKM Jabar Paten. Teten menambahkan, pemerintah menargetkan pada 2023 ada tambahan 30 juta UMKM Indonesia yang terintegrasi dalam ekosistem digital atau on-boarding. 

"Dalam Gernas BBI, kita ingin melibatkan makin banyak platform digital. Maka UMKM harus siap transformasi masuk ke digital," kata dia. 

Pada periode ini, lanjut Teten, gerakan akan fokus pada berbagai produk artisan. Beberapa produk yang sudah dikurasi menjadi produk unggul, tetapi bukan mass production. Misalnya, produk costum, hand made, serta produk berkualitas premium yang bisa bersaing dengan produk asing.

Menurut Teten, costum product memiliki market demand yang tinggi dan sedang menjadi tren. Apalagi, Jabar merupakan gudangnya anak muda kreatif melalui produk kreatif seperti fesyen, sepatu, kuliner, hingga produk berbasis teknologi.

Kemenkop, kata dia, juga akan pilih berbagai produk artisan dan mendorong local champion untuk tampil masuk ke level nasional bahkan internasional. "Penting bagi menghadirkan produk lokal agar bisa bersaing dengan brand asing. Sebenarnya, selama ini brand kita yang bagus tidak diberi tempat ruang usaha. Misalnya di mal kelas atas yang tempat premium place-nya dikasih ke brand luar," jelas Teten. 

Padahal, sambungnya, Teten mencontohkan, kopi dengan brand lokal jauh lebih diminati daripada brand luar. Bahkan, sepatu olahraga buatan anak muda Bandung masuk ke mal kelas atas di Tokyo. 

"Ini harus ada keberanian dari pengelola mal kita untuk menghadirkan brand-brand lokal agar tidak kalah dengan brand besar," jelas dia. Bagi Teten, ini juga merupakan bagian dari kampanye produk lokal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement