Senin 22 Mar 2021 15:13 WIB

Ketum MUI Dorong Syaikhona Kholil Jadi Pahlawan Nasional

Syaikhona Kholil sendiri sudah diusulkan sebagai pahlawan nasional sejak 2018

Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia  KH Miftachul Akhyar menyampaikan sambutan saat penyerahan alat deteksi Covid-19 GeNose di Jakarta, Kamis (18/3). Penyerahan alat GeNose tersebut diharapkan mampu mendeteksi Covid-19 di lingkungan MUI dan kedepannya dapat digunakan di masjid-masjid guna mengantisipasi potensi penyebaran Covid-19. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Miftachul Akhyar menyampaikan sambutan saat penyerahan alat deteksi Covid-19 GeNose di Jakarta, Kamis (18/3). Penyerahan alat GeNose tersebut diharapkan mampu mendeteksi Covid-19 di lingkungan MUI dan kedepannya dapat digunakan di masjid-masjid guna mengantisipasi potensi penyebaran Covid-19. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung pemberian gelar terhadap ulama asal Madura, Syaikhona Muhammad Kholil, sebagai pahlawan nasional pada tahun ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2021.

"Kami sangat mendukung dan Syaikhona Kholil memang layak mendapatkannya," ujar Ketua Umum MUI K.H.Miftachul Akhyar ditemui usai menghadiri seminar nasional bertajuk "Syaikhona Kholil Guru Pahlawan" di Surabaya, Sabtu (20/3).

Menurut dia, perjuangan Syaikhona Kholilbagi bangsa sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, bahkan menjadi guru para ulama yang sekarang telah bergelar pahlawan terlebih dahulu."Syaikhona Kholil adalah inspirasi bagi semua anak bangsa, sejak dulu sampai sekarang," ucap dia.

Rais Aam PBNU tersebut berharap seminar yang digelar Fraksi NasDem MPR RI bisa menjadi inspirasi partai politik lainnya untuk bersama-sama mendukung penganugerahan gelar Syaikhona Kholilsebagai pahlawan nasional."Pesantren sudah pasti (mendukung, red.). Kami harap seminar ini inspirasi untuk para tokoh masyarakat dan partai politik untuk bersikap sama," kata dia.

Seminar tersebut bagian dari pengujian secara akademik sebagai syarat pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Syaikhona Kholil.Turut sebagai pembicara adalah Ketua Tim Kajian Akademik dan Biografi Syaikhona Kholil Dr Muhaimin, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Prof Abdul A'la, sejumlah ulama, kiai, hingga perwakilan pimpinan ormas Islam dan pesantren.

Sebagai bentuk dukungan, hadir juga Wakil Ketua DPR RI asal NasDem Rahmat Gobel, Pimpinan Fraksi NasDem MPR RI, anggota DPR RI asal NasDem, serta sejumlah bupati/wali kota di Jatim.

Pada kesempatan tersebut, Ketua DPP Bidang Agama dan Masyarakat Adat Partai NasDem Hasan Aminuddin berharap, gelar diberikan pemerintah pada tahun ini. Menurut anggota DPR RI itu, keluarga Syaikhona Kholil tidak memerlukan gelar tersebut, namun pemerintah dinilainya wajib memberikan penghormatan kepada ulama yang dikenal sebagai guru para pahlawan nasional saat ini.

Syaikhona Kholil sendiri sudah diusulkan sebagai pahlawan nasional sejak 2018. Bahkan, usulan tersebut sudah disetujui oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Namun, proses pemberian gelar pahlawan nasional kepada Syaikhona Kholil sampai saat ini belum terlaksana lantaran adanya tahapan yang belum selesai.

Syaikhona Kholil Bangkalan merupakan salah satu guru para kiai se-Jawa, dan bahkan seluruh Indonesia. Banyak santri-santrinya yang kemudian menjadi ulama, di antaranya adalah KH Hasyim Asy’ari pendiri NU dan KH Ahmad Dahlan pendiri Muhamamdiyah.

Syaikhona Kholil sangat luar biasa mengemban amanah sebagai seorang ulama atau guru. Dedikasinya itu pun membuahkan hasil yang sangat baik. Beberapa santrinya bisa tampil menjadi ulama panutan yang berpengaruh di tengah-tengah masyarakat.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا
Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.

(QS. Al-Kahf ayat 28)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement