Rabu 24 Mar 2021 23:53 WIB

Warga Surabaya Diminta Tidak Buang Limbah di Sungai

upaya yang dilakukan saat ini adalah melakukan pengerukan sedimen lumpur

Red: Hiru Muhammad
Sejumlah aktivis lingkungan dari Mupalas, Komunitas Tolak Plastik dan Ecoton membentangkan poster saat kampanye bebas dari plastik di Sungai Tambak Wedi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (18/3/2021). Selain melakukan kampanye tersebut mereka juga melakukan uji kualitas air sungai yang diketahui telah tercemar limbah.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Sejumlah aktivis lingkungan dari Mupalas, Komunitas Tolak Plastik dan Ecoton membentangkan poster saat kampanye bebas dari plastik di Sungai Tambak Wedi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (18/3/2021). Selain melakukan kampanye tersebut mereka juga melakukan uji kualitas air sungai yang diketahui telah tercemar limbah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengajak warga tidak membuang limbah sembarang menyusul munculnya busa di muara Sungai Tambak Wedi Surabaya yang diduga berasal dari limba rumah tangga."Jadi kita juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuang limbah-limbah cair atau limbah lainnya di sungai karena itu pasti akan terjadi pencemaran, seperti di sungai ini," kata Armuji saat meninjau muara sungai yang berdekatan dengan Rumah Pompa Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Rabu (24/3).

Armuji menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak, termasuk warga sekitar dan pegiat lingkungan untuk mengantisipasi limbah di sungai Tambak Wedi. Salah satu upaya yang dilakukan saat ini adalah melakukan pengerukan sedimen lumpur."Kemarin kita sudah koordinasi dengan Ecoton, dimana salah satunya mengantisipasi pencemaran limbah air ini," katanya.

Menurut dia, busa di muara sungai itu muncul ketika rumah pompa dinyalakan. Air sungai yang sudah tercampur limbah rumah tangga seperti detergen, ketika diaduk maka otomatis akan menimbulkan busa."Karena itu sedimennya itu diatasi (dikeruk) dulu, supaya ketika pompa dijalankan biar tidak tercampur jadi satu," ujarnya.

Armuji menyebut, timbulnya busa di sungai Tambak Wedi juga terjadi di rumah pompa lain seperti di Wonorejo, dimana saat turun hujan dan rumah pompa dinyalakan, maka otomatis busa akan timbul. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak lagi membuang limbah rumah tangga seperti detergen di sungai. Ia mengatakan limbah yang dibuang bebas ke sungai tanpa melalui proses penyaringan dapat menyebabkan pencemaran air yang berimbas pada kerusakan ekosistem.

Biota air yang tinggal di dalam sungai akan tercemari oleh racun limbah, sehingga biota tersebut perlahan akan terganggu dan bahkan mati."Kalau bahaya pasti bahaya, mungkin terhadap ikan. Karena ini limbah cair maka paling tidak di lingkungan ini kan bau dan itu tidak membuat nyaman bagi penduduk," ujarnya.

Oleh sebab itu, Armuji menilai bahwa perlu adanya kepedulian bersama antara pemerintah dan warga untuk bisa mengatasi pencemaran di sungai ini. Untuk mengoptimalkan hal itu, kata dia, pihaknya berharap kepada Ketua RT/ RW di Surabaya agar dapat memberikan pengertian kepada masing-masing warganya."Kita akan meningkatkan RT/RW supaya mereka juga memberikan pengertian kepada warga sekitar. Bahwa mereka (warga) membuang limbah di sungai ini sangat membahayakan bagi orang-orang atau lingkungan," katanya.

Sementara itu, Kasi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Ulfiani Ekasari sebelumnya menjelaskan, bahwa busa yang muncul di sungai Tambak Wedi karena penyebab adanya zat yang di dalamnya terdapat kandungan surfaktan. Zat tersebut bisa berasal dari detergen maupun organik."Surfaktan ini akan menurunkan tegangan permukaan ketika ada pengadukan atau misal dari pompa yang jalan dan sebagainya. Jadi karena ada polutan yang masuk terutama dari organik detergen, sehingga kalau ada pengadukan itu timbul busa," kata Ulfiani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement