Pengurus Masjid di NTB Diminta Taat Prokes Selama Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Kamis 25 Mar 2021 17:48 WIB

Pengurus Masjid di NTB Diminta Taat Prokes Selama Ramadhan. Foto siluet Islamic Center NTB dengan menara 99 Asma’ul Husna atau minaret masjid setinggi 99 meter berdiri megah di Mataram, NTB, Selasa (26/5/2020). Islamic Center NTB yang merupakan salah satu destinasi wisata religi di pulau Lombok saat ini masih ditutup untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (COVID-19). Foto: Antara/Ahmad Subaidi Pengurus Masjid di NTB Diminta Taat Prokes Selama Ramadhan. Foto siluet Islamic Center NTB dengan menara 99 Asma’ul Husna atau minaret masjid setinggi 99 meter berdiri megah di Mataram, NTB, Selasa (26/5/2020). Islamic Center NTB yang merupakan salah satu destinasi wisata religi di pulau Lombok saat ini masih ditutup untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (COVID-19).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta seluruh pengurus masjid mematuhi protokol kesehatan Covid-19 secara ketat selama pelaksanaan ibadah Ramadhan 1422 hijriyah.

"Kami sudah surati kabupaten dan kota untuk mengimbau seluruh masjid yang ada menerapkan protokol kesehatan, tetap gunakan masker, menyediakan hand sanitizer, tempat cuci tangan serta mengatur jarak," kata Sekretaris Daerah NTB HL Gita Ariadi, Kamis (25/3).

Baca Juga

Selain bersurat ke pemerintah kabupaten dan kota, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB juga sudah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB untuk bersama-sama menyosialisasikan prokes Covid-19 kepada pengurus masjid. "Sosialisasi atau anjuran ini penting dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan dan antisipasi penyebaran Covid-19," ujarnya.

Ketua Pelaksana Harian Satgas Covid-19 Pemprov NTB ini mengakui, saat ini kesadaran masyarakat menaati protokol kesehatan Covid-19 sudah sangat tinggi dibanding awal-awal kemunculan Covid-19 satu tahun lalu. Termasuk, ketika masyarakat melakukan aktivitas keagamaan di lingkungan masjid.

Meski demikian, Gita berharap penerapan tersebut tidak boleh kendor, terlebih selama pelaksanaan ibadah pada bulan Ramadhan. Karena biasanya intensitas keagamaan selama bulan puasa tinggi dari hari biasanya.

"Makanya itu, bulan puasa nanti, kita jadikan masjid sebagai tempat kebiasaan baru sehingga rantai Covid-19 ini bisa terputus," ujarnya.

Terpopuler