Selasa 30 Mar 2021 21:14 WIB

Presiden Sisi: Realitas Tunjukan Pentingnya Terusan Suez

Kapal The Ever Given yang kandas di Terusan Suez berhasil mengapung kembali.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Foto rilis yang disediakan oleh Otoritas Terusan Syez menunjukkan kapal kontainer Ever Given setelah sebagian terapung di Terusan Suez, Mesir, Senin (29/3).
Foto: . EPA-EFE/SUEZ CANAL AUTHORITY
Foto rilis yang disediakan oleh Otoritas Terusan Syez menunjukkan kapal kontainer Ever Given setelah sebagian terapung di Terusan Suez, Mesir, Senin (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi mengatakan insiden kandasnya kapal kargo di Terusan Suez menegaskan pentingnya peran kanal tersebut, terutama bagi lalu lintas perdagangan internasional. Selama sepekan terakhir, ratusan kapal tak dapat melintasi Terusan Suez karena terblokade kapal The Ever Given.

"Kami tidak menginginkan sesuatu seperti ini, tetapi takdir bisa. Ini menunjukkan dan menegaskan kembali realitas dan pentingnya kanal (Suez),” kata Sisi saat mengunjungi Otoritas Terusan Suez di Ismailia pada Selasa (30/3).

Baca Juga

Kapal The Ever Given yang kandas di Terusan Suez berhasil mengapung kembali pada Senin (29/3). Proses evakuasi kapal yang memiliki panjang 400 meter dan lebar 59 meter itu memakan waktu hampir sepekan. "Hari ini, orang Mesir telah berhasil mengakhiri krisis kapal yang terdampar di Terusan Suez, meskipun prosesnya sangat rumit," kata Sisi melalui akun Twitter pribadinya pada Senin lalu.

Menurut Lloyd's List, hingga Senin lalu, sebanyak 425 kapal masih mengantre untuk dapat melintasi Terusan Suez. Evergreen Marine Corp, perusahaan berbasis di Taiwan yang mengoperasikan The Ever Given, mengatakan kapal tersebut kandas setelah diterpa angin kencang sesaat memasuki kanal. Keterangan serupa sempat disampaikan para pejabat Mesir.

Mereka menyebut angin kencang berkecepatan 50 kilometer per jam dan badai pasir melanda daerah itu pada Selasa (23/3). Sebuah laporan awal mengatakan The Ever Given mengalami mati listrik sebelum insiden itu.

Namun laporan itu dibantah Bernhard Schulte Shipmanagement. "Investigasi awal mengesampingkan setiap kerusakan mekanis atau mesin sebagai penyebab grounding," kata perusahaan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement