Rabu 31 Mar 2021 10:11 WIB

Lagi, Roket Prototipe SpaceX Meledak Usai Mendarat

Roket ini adalah ambisi Musk untuk perjalanan luar angkasa sipil lebih mudah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Roket SpaceX hancur karena kegagalan dalam uji pendaratan, Selasa (2/2)
Foto: cnn
Roket SpaceX hancur karena kegagalan dalam uji pendaratan, Selasa (2/2)

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Sebuah roket prototipe SpaceX Starship yang tidak berawak gagal mendarat dengan selamat pada hari Selasa (30/3) setelah peluncuran uji coba dari Boca Chica, Texas. Para insinyur SpaceX sedang menyelidiki penyebabnya.

"Kami tampaknya telah kehilangan semua data dari kendaraan. Kami harus mencari tahu dari tim apa yang terjadi," kata insinyur SpaceX John Insprucker dalam video webcast uji terbang roket tersebut.  

Baca Juga

Tampilan webcast terhalang kabut, sehingga kendaraan sulit untuk melihat pendaratan. Puing-puing dari pesawat ruang angkasa itu ditemukan berserakan delapan km dari lokasi pendaratannya.

Starship adalah salah satu dari serangkaian prototipe roket angkat berat yang dikembangkan oleh perusahaan luar angkasa swasta milik pengusaha miliarder Elon Musk. Starship akan digunakan untuk membawa manusia dan 100 ton kargo dalam misi masa depan ke bulan dan Mars.

Roket Starship lengkap, yang akan berdiri setinggi 120 meter dengan pendorong tahap pertama yang sangat berat, adalah kendaraan peluncuran generasi terbaru SpaceX yang dapat digunakan kembali. Roket ini adalah pusat ambisi Musk untuk membuat perjalanan luar angkasa manusia lebih terjangkau dan rutin.

Penerbangan orbital Starship pertama direncanakan pada akhir tahun. Musk, yang juga mengepalai produsen mobil listrik Tesla Inc, mengatakan dia berniat menerbangkan miliarder Jepang Yusaku Maezawa keliling bulan di Starship pada 2023.

Starships SN8 dan SN9 sebelumnya meledak saat mendarat selama uji coba mereka. SN10 mencapai pendaratan tegak awal bulan ini, tetapi kemudian terbakar sekitar delapan menit setelah pendaratan.

"Sepertinya mesin 2 mengalami masalah saat naik dan tidak mencapai tekanan ruang operasi selama pembakaran pendaratan, tetapi secara teori, itu tidak diperlukan," cuit Musk pada hari Selasa (30/3), setelah uji terbang SN11.

"Sesuatu yang signifikan terjadi tak lama setelah pembakaran pendaratan dimulai. Harus tahu apa itu dulu lalu periksa puing-puingnya," tambah Musk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement